Politik identitas ini juga terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat, dimana dominasi etnis dan perbedaan warna kulit masih sering diperbincangkan disetiap momen politik.
Pemilihan Presiden amerika yang dimana Donald Trump secara massif menyerang dengan opini-opini Nasionalisme pribumi dan mengenyampingkan para pendatang dari berbagai etnis.
Terjadi diskriminasi rasial, namun sayangnya Trump gagal dalam kontestasi. Bisa dibayangkan jika Trump terpilih kembali, maka tentu akan mempengaruhi kebijakan politik internasional yang berdampak luas.
Memelihara politik identitas sama halnya merusak tatanan berdemokrasi yang sudah berjalan dengan baik di Indonesia. Hampir disetiap momentum politik, isu identitas ini menjadi jualan yang sangat menarik untuk dikembangkan, sebab dengan cara seperti ini para pemain politik dapat memanfaatkan reaksi yang muncul dari kelompok mayoritas dan minoritas disuatu wilayah.
Sudah cukup kerusuhan massa yang terjadi di Maluku, Aceh, dan poso menjadi pelajaran penting bagi kita semua, Bagaimana politik identitas ini merusak keharmonisan beragama, menciptakan sekat-sekat antar anak bangsa, dan berharap tidak ada lagi kejadian serupa dimasa yang akan datang.
Moderasi Beragama
Kebebasan beragama di Indonesia dapat dikatakan masih sering memunculkan polemik. Penyebabnya karena masih ada pihak-pihak yang memahami perbedaan itu sebagai sebuah ancaman bagi perkembangan eksistensi kelompoknya.
Corak berpikir demikian dipelihara dan dijadikan alat untuk memperkeruh situasi sosial-politik di Indonesia. Kemunculan kelompok-kelompok itu mengatasnamakan agama, dan suku tertentu dan terus menggaungkan narasi-narasi kebencian terhadap kelompok lain dan hal ini dapat ditemukan ketika ada momen-momen penting seperti pemilihan kepala daerah, pemilihan anggota legislatif diberbagai daerah yang ada di Indonesia.
Olehnya itu langkah yang tepat dilakukan adalah meminimalisir potensi konflik dengan mencoba merubah mindset berpikir masyarakat dari primitif ke modern. Konsep yang menurut saya sangat sesuai dengan konteks kebangsaan saat ini adalah moderasi beragama. Saya memahami moderasi yang secara umum merupakan suatu konsep yang mengedepankan asas toleransi guna mempertegas komitmen kebangsaan yang berdaulat tanpa adanya diskriminasi kelompok agama.