PAREPARE, RAKSUL – Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian bersama rombongan, melakukan kunjungan ke Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Parepare.
Kunjungan tersebut disambut Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Wildana bersama Anggota DPRD Parepare Kaharuddin Kadir, di UPTD Rumah Potong Hewan, Jumat (7/1/2022).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah mengatakan, kunjungan ini dilakukan bagaimana mendukung dan mendorong Pemerintah Kota Parepare untuk memanfaatkan aset RPH ini, agar dapat berpotensi menjadi sumber PAD yang besar.
“Ini suatu aset yang sangat besar, dan dalam industri peternakan itu hilir menjadi penentu, karena dihilir itulah nilai tambah lebih banyak. Rakyat atau masyarakat ini kita harus siapkan bahan pangan seperti daging yg memang betul betul terjamin kesehatan, kehalalan dan kebersihan, Itu bisa di lakukan di rumah potong hewan yang berstandar,”jelas Nasrullah.
Lebih lanjut Nasrullah menyampaikan, dalam dunia peternakan yang terbanyak mengambil porsi khususnya di wilayah seperti indonesia ini adalah transportasi.
Untuk itu kata dia, pendekatan antara sumber produksi dan rumah potong tentunya menghasilkan efisiensi.
“Mengirim ternak resikonya banyak, kematian dan penyusutan dan ongkos-ongkos. Apabila kita dekatkan antara produksi dan rumah potong tentunya efisiensi bisa dilakukan karena berdekatan dengan pemotongan dengan sumber produksi,”tandasnya.
“Nanti dari sini kemana-mana dalam bentuk daging bukan sapi lagi. Nilai tambahnya disitu angkutannya sudah mudah karena tidak polemetrik lagi,”lanjutnya.
Untuk itu, Ditjen sangat mendorong Pemda agar bisa melakukan sebuah langkah-lqngkah untuk pemanfaatan aset ini secara maksimal karena memang rumah potong saat ini sangat dibutuhkan.
Senada dengan Kepala Dinas PKP, Wildana mengatakan bahwa kunjungan ini dalam rangka memastikan bagaimana kesiapan Kota Parepare terkait kerjasama PT Bulls untuk pengembangan RPH kedepan.
“Ini menyangkut pengembangan RPH kedepan, bagaimana RPH itu dapat dimaksimalkan sesuai dengan pemanfaatannya,”terang Wildana.
Ia menyebutkan bahwa RPH selama ini hanya dimanfaatkan dan difungsikan oleh pedagang dan peternak lokal, dengan memproduksi 4 sampai 5 ekor.
“Selama ini RPH berfungsi, dan aktifitas ada tetapi saat ini yang menggunakan hanya pedagang lokal. Dan setelah nanti PT Bulls masuk kemungkinan ternak Impor juga sudah masuk.
Hanya saja kata dia, beberaa sarana dan prasarana yang perlu diperbaiki dan ditambahkan termasuk alat pendingin atau cold storage karena selama ini jarang digunakan.
“Saat ini kami masih mengkaji penganggaran dan kerjasamanya,”tutupnya.(Yanti)