ANKARA, RAKYATSULSEL – Muzayyin Arif datang ke Sukarno Street, nomor 42/1, Cankaya, Ankara, Jumat, 7 Desember 2022, sore waktu Turki. Itu adalah kantor Kedutaan Besar Indonesia untuk negara tersebut.
Muzayyin, Wakil Ketua DPRD Sulsel, menemui Lalu Muhammad Iqbal, Dubes RI untuk Turki, untuk menyerap informasi soal posisi hubungan kerja sama antara Indonesia- Turki dan peluang yang bisa dijajaki. Khususnya di bidang infrastruktur, pendidikan,
dan pariwisata
Muzayyin menyampaikan harapan dan usulan agar hubungan kerja sama dapat dijalin secara spesifik dengan pemerintah daerah Sulsel. Antara lain dengan meningkatkan akses pasar, terutama untuk komoditas pertanian, perikanan, serta pariwisata.
Iqbal sang pemegang gelar doktor politik dari University of Bucharest, Rumania itu
pun merespon positif. Dia membeberkan besarnya potensi investasi di bidang infrastruktur dari Turki untuk Sulsel.
“Kami siap memfasilitasi kerja sama dengan kontraktor Turki,” ucapnya di hadapan Muzayyin dan rombongan.
Iqbal menuturkan bahwa Turki adalah negara terbesar kedua setelah Tiongkok yang berinvestasi di bidang infrastruktur di luar negeri.
Muzayyin pun berterima kasih atas penerimaan Dubes. “Semoga kunjungan ini menjadi pembuka kerja sama tersebut,” tutur alumni Pesantren Darul Istiqamah, Maccopa, Maros itu.
Muzayyin pun mengaku bangga sebab kedatangannya adalah kunjugan perdana dari daerah ke Kantor Kedubes Indonesia yang baru dibuka 1 Desember 2021. Kantor anyar tersebut berdiri di Jalan Sukarno. Nama yang diambil dari nama presiden pertama Indonesia sebagai penghormatan Pemerintah Republik Turki terhadap Indonesia.
Pertemuan tersebut berlangsung hangat dan penuh keakraban. Sesekali Iqbal dan Muzayyin menyelipkan Bahasa Arab dalam obrolan.
“Sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren, kita tidak mungkin menghapus status kita sebagai santri, sepanjang hayat,” tutur Iqbal yang pernah mengeyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam, Pabelan, Surakarta.
Dalam kunjungan tersebut, Muzayyin memperkenalkan anggota rombongannya. Mulai dari Mujawwid Arif (pimpinan pesantren), Gunandar Azikin (pengusaha kuliner), Ratna (penyuluh agama, praktisi pendidikan), Burhan (pengusaha kopi), dan Akbar (pengusaha kafe dan sekretaris Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Nasional Kabupaten Maros). (*)