Target Menang Partai Banteng

  • Bagikan

Ketua DPC PDIP Tana Toraja, Yohanis Lintin Paembongan mengatakan di tahun 2022 ini pihaknya akan lebih banyak melakukan konsolidasi hingga anak ranting atau desa.

“Untuk tahun ini kami lebih banyak melakukan konsolidasi apalagi verifikasi parpol sudah dekat dan kami sebagai salah satu partai terlama pasti yakin lolos menjadi peserta pemilu,” ujar dia.

Setelah melakukan konsolidasi sekaligus perekrutan kader, pihaknya akan membuka ruang kepada kader siapa saja yang ingin menjadi bakal calon legislator sekaligus melakukan survei.

Tana Toraja menjadi salah satu lumbung suara PDIP di Sulsel. Pada 2019, PDIP meraih enam lima kursi. “Pada 2024, kami upayakan bisa mencapai tujuh kursi,” kata Yohanis.

Direktur Profetik Institute, Asratillah mengatakan untuk konteks Sulsel, PDIP harus melakukan inovasi dalam hal komunikasi politik menghadapi perhelatan politik 2024. Berkaca di 2019, meskipun secara nasional, PDIP keluar sebagai jawara, namun di Sulsel perolehan suara relatif masih rendah.

“Selain merekrut tokoh-tokoh politik yang punya popularitas tinggi di Sulsel, PDIP juga mesti menyesuaikan konten komunikasi politiknya dengan psikologis masyarakat Sulsel,” ujar Asratillah.

Menurut dia, di masa Orba, Sulsel merupakan lumbung suara Golkar, disusul PPP, lalu PDI saat itu memiliki semacam stigma negatif. “Hingga pasca-1998, masyarakat Sulsel juga cenderung memilih partai yang aktornya merupakan kader Golkar di masa Orba, atau memilih partai yang berhaluan religius,” ujar dia.

Menurut dia, PDIP mesti membangun citra sebagai partai yang bersahabat dalam konteks religiusitas masyarakat Sulsel. Mengoptimalkan gerak sayap partainya yang bergerak di bidang keagamaan, hingga merekrut aktivis-aktivis gerakan Islam agar terlibat di PDIP.

Asratillah mengatakan, PDIP Sulsel memang perlu melakukan upaya serius, agar dirinya menjadi akrab dengan masyarakat Sulsel, apalagi di Pilpres kemarin pasangan Prabowo-Sandi lebih unggul dibanding Jokowi-Ma’ruf yang diusung PDIP.

“Bahkan ada beberapa riset kami menyebutkan akan sulit menerima kandidat di Pilgub maupun Pilpres ila partai pengusung utamanya adalah PDIP,” imbuh Asratillah.

  • Bagikan

Exit mobile version