Dirinya juga menyebutkan bahwa Partai Ummat saat ini juga mulai melakukan pencalegkan dini. Targetnya, Partai Ummat bisa meloloskan kader di DPRD kabupaten, kota, provinsi hingga ke Senayan.
“Kami mencoba memotret tokoh-tokoh potensial dan memiliki visi misi seperti Partai Ummat ini,” ujarnya.
Mahyuddin mengaku tidak punya tawaran khusus maupun janji-janji bagi warga yang ingin bergabung dengan Partai Ummat.
“Kami hanya dekati dan melakukan diskusi mengenai kondisi bangsa. Bergantung mereka menilai Partai Ummat. Jadi semuanya ada pada kesadaran masing-masing,” kata dia.
Pengamat politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto mengatakan rekrutmen kader merupakan fungsi partai politik yang strategis.
“Partai politik memang perlu melakukan rekrutmen kader yang sistematis dan berkelanjutan. Bisa dengan gebyar ataupun tidak gebyar. Meskipun terminologi kader dan kaderisasi partai sekarang ini sangat problematis,” kata dia.
Namun, kata dia, idealnya orang bergabung dengan partai politik karena kesamaan ideologi atau platform perjuangan.
“Kalau basisnya dan motivasi bergabung adalah karena iming-iming hadiah, maka kekaderannya hanya bersifat pragmatis, tidak ideologis,” ujarnya.
Menurut Luhur, dukungan semacam ini hanya melahirkan dukungan berbasis patronase dan followership, bukan militansi dan loyalitas berbasis organisasi.
“Militansi dukungan akan bertahan sampai ada penawaran hadiah lain, yang lebih baik,” imbuh dia. (Fahrul)