PAREPARE, RAKSUL– Pemerintah Kota Parepare melalui Dinas Perdagangan kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) PT Luwu Raya Potreleum, Rabu (19/1/2022).
Kepala Dinas Perdagangan Prasetyo Catur mengatakan pihaknya ingin memastikan kuantitas atau berat tabung gas dan isinya itu sudah sesuai. Sehingga, kata dia, masyarakat sebagai konsumen itu bisa terlayani dengan baik.
“Kami turunkan tim ahli untuk menguji kelayakan tabung gas ini. Apakah sudah layak beredar di masyarakat atau tidak. Terutama terkait berat isinya,” kata dia.
Tim ahli, kata Prasetyo, menguji 50 sampel tabung. Mereka menimbang berat tabung setelah dan sebelum pengisian. Hasilnya, kata dia, akan dirilis setelah dilakukan pengkajian.
“Ada 50 sampel yang kita uji. Ini kita telaah bersama tim ahli dulu. Mungkin besok kami rilis hasilnya,” ujarnya.
Manajer PT Luwu Raya Potreleum, Tarigan menjelaskan masalah berat tabung itu sudah ditentukan Pertamina. Dirinya menyebut mesin pengisian berhenti otomatis jika tabung sudah terisi 3 kilogram.
“Masalah takaran, tabung dari Pertamina itu sudah beratnya 5 kilogram tabung kosong. Masuk pengisian, setelannya diisi 3 kilogram. Mesin pengisian otomatis berhenti kalau sudah cukup tiga kilogram terisi,” sebutnya.
Tarigan juga menjelaskan sebelum diangkut pihaknya juga memeriksa kebocoran tabung. Kalau ada yang bocor atau berkarat itu sisihkan.
“Kalau tidak ada bocor, kita pasangi segel dari SPBE. Setelah itu dipasangi juga segel dari agen. Itu untuk menandakan tabung tersebut diperuntukkan untuk wilayah mana. Baru diisi masuk ke mobil agen,” jelasnya.
Pantauan tegas.id dari 50 sampel yang diuji beratnya berbeda-beda. Lebih banyak sampel menunjukkan hasil lebih dari berat yang ditentukan. Yakni 5 kilogram berat tabung dan 3 kilogram isinya. Total 8 kilogram. (*)