BI dan Unhas Gelar Diseminasi Joint Research Terkait Potensi Kakao di Lutra

  • Bagikan

LUWU UTARA, RAKYATSULSEL – Bank Indonesia bersama Universitas Hasanuddin Makassar menggelar Diseminasi Joint Research terkait potensi peningkatan produktivitas tanaman kakao melalui digital farming, dengan studi kasus Kabupaten Luwu Utara, di Aula Lagaligo kantor Bupati Luwu Utara, Jumat (21/01/2022).

Nampak hadir pada kegiatan tersebut Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, KPw Bank Indonesia Sulawesi Selatan Causa Iman Karana, Deputi Kepala KPw Bank Indonesia Sulawesi Selatan Fadjar Majardi, Ketua Program studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar Dr. Ir. Iqbal S.TP., M.Si, Pimpinan Perbankan Luwu Utara, serta Asosiasi Lembaga Gapoktan Dan pelaku usaha Kakao kabupaten Luwu Utara.

KPw Bank Indonesia Sulawesi Selatan Causa Iman Karana menyampaikan, bahwa pertama kali ke Luwu Utara dan yang pertama dilihatnya adalah potensi kakao di Luwu Utara sangat luar biasa.

Causa Iman Karana juga menambahkan, jika melihat IPM Sulawesi Selatan dan Luwu Utara hampir sama yang meningkat dari tahun ke tahun.

“Percepatannya investasi di Kabupaten Luwu Utara yaitu, Luwu Utara memiliki potensi percepatan investasi mengingat terdapat proyek strategis yang sedang dan akan dibangun, Luwu Utara juga tercatat sebagai juara 2 South Sulawesi investment challenge 2021 dengan mengangkat proyek pembangunan pabrik minyak goreng,” ujarnya.

“Sama-sama kita membangun Luwu Utara, sama-sama kita membangun Sulawesi Selatan dan sama-sama kita membangun Indonesia,” tutup KPw BI Causa Iman Karana.

Sementara itu Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani dalam sambutannya menyampaikan terima kasih karena telah memenuhi undangan Pemkab Luwu dalam rangka meneguhkan kolaborasi dalam pembangunan melalui pengembangan kakao sebagai salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Luwu Utara.

Bupati Indah juga menambahkan terkait produktivitas kakao di Kabupaten Luwu Utara mengalami peningkatan di mana tahun 2019 sebanyak 28.102 ton dan di tahun 2022 mencapai 30.856 Ton.

“Berbagai hambatan dan pengembangan yang telah teridentifikasi saat ini antara lain terkait daya dukung lahan yang terus menurun, adanya area kakao yang terdampak banjir, meningkatnya serangan hama penyakit pada kakao, adanya luasan kakao yang sudah tua dan tidak produktif, kurangnya modal petani, terbatasnya keahlian serta adopsi teknologi oleh petani,” tambahnya.

Bupati Luwu Utara juga menyampaikan harapannya agar produktivitas kakao di Kabupaten Luwu Utara terus meningkat dan menjadi salah satu pendorong pemulihan dan peningkatan kinerja ekonomi Sulawesi Selatan serta kembali menjadikan Indonesia salah satu penghasil kakao terbesar di dunia.

Indah juga menyampaikan terima kasihnya kepada semua pihak termasuk Bank Indonesia dan Universitas Hasanuddin yang telah mendukung dalam mewujudkan kakao lestari yang menjadi salah satu komoditas kebanggaan di Luwu Utara untuk menjadi lebih baik.

“Mudah-mudahan hasil desiminasi ini bisa kami lanjutkan untuk komoditas unggulan lainnya di Luwu Utara,” pungkasnya.

Hadir juga pada kegiatan tersebut Asisten Ekonomi pembangunan Luwu Utara, Kepala Bappelitbangda kabupaten Luwu Utara, Kepala Diskominfo Luwu Utara. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version