Hari Jadi Luwu dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu, Momentum Bangun Kebersamaan Sesama Wija To Luwu

  • Bagikan

Peringatan HJL dan HPRL yang dirangkaikan dengan Hari Jadi Ke-16 Kota Belopa sebagai Ibukota Kabupaten Luwu ini berlangsung sederhana dan dalam suasana yang penuh dengan suka cita. Ratusan pejabat dan masyarakat Luwu terlihat mengenakan pakaian adat.

Peringatan HJL dan HPRL ini adalah momentum untuk membangun dan memperkokoh semangat kebersamaan dan persatuan Wija To Luwu. Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, menyebutkan ada 3 simbol yang menjadi pegangan 4 pemerintah daerah di Tana Luwu.

“Di Tana Luwu, ada 3 simbol menjadi pegangan setiap daerah, yaitu payung, badik, dan pohon sagu. Simbol payung menggambarkan bagaimana pemerintah melindungi masyarakat. Saat musim hujan, pemerintah wajib memastikan warganya tidak kehujanan, dan saat musim panas, masyarakat tidak kepanasan,” tutur Indah.

Sementara simbol badik, kata Bupati Luwu Utara dua periode ini, mengandung nilai-nilai ksatria yang menjunjung harkat, martabat, dan harga diri. Sedangkan pohon sagu, lanjut dia, melambangkan ketersediaan pangan yang melimpah di Tana Luwu.

“Peringatan HJL dan HPRL kali ini menjadi momentum terbaik untuk semakin mengokohkan persaudaraan dan kesatuan yang menjadi ciri Wija To Luwu. Menyatukan tekad dan juga berkomitmen mengedepankan budaya sipakatau,” terangnya.

  • Bagikan

Exit mobile version