WAJO, RAKYATSULSEL – Pengembangan sutera jadi salah satu fokus Amran Mahmud sejak menjadi Bupati Wajo. Berbagai upaya, dari hulu ke hilir, dilakukan agar sutera di Bumi Lamaddukelleng bisa berdaya saing, baik di pasar pasar lokal maupun global.
Langkah dan kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo untuk mengembalikan kejayaan sutra di Sulsel mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel).
Itu terungkap dalam rapat koordinasi (rakor) terkait pengembangan industri sutera antara Pemkab Wajo dengan Pemprov Sulsel di ruang pola Kantor Bupati Wajo, Rabu (26/1).
Perangkat daerah lingkup Pemprov Sulsel terkait ikut dalam rakor yang dipimpin langsung oleh Bupati Wajo. Mereka adalah Kepala Dinas Perindustrian Sulsel, Ahmad Akil, dan Kepala Dinas Kehutanan Sulsel, Andi Parenrengi.
Kepala Dinas Perindustrian Sulsel, Ahmad Akil, mengatakan rakor ini bertujuan untuk mengevaluasi kembali komitmen bersama yang pernah dicetuskan pada focus discussion group (FGD) 2019 lalu terkait pengembangan industri sutra yang bermuara pada pengembalian kejayaan industri sutra.
Menurutnya, Pemprov Sulsel mendukung penuh pengembangan industri sutera di Wajo, baik di sektor hulu, manufaktur, maupun hilir. “Dinas Perindustrian mempersiapkan manufaktur, sementara Dinas Kehutanan berada pada sektor hulu, sementara Dinas Perdagangan bersama Perseroda berada di sektor hilir,” tutur Ahmad Akil.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sulsel, Andi Parenrengi, mengatakan terkait pengembangan industri sutera di Sulsel, pihaknya siap mendukung Pemkab Wajo.
Beberapa program yang telah dilakukan pihaknya di antaranya Sejuta Murbei yang telah digulirkan pada 2021 lalu dan akan berlanjut tahun ini dengan program dua juta murbei.