“Program-Program yang berjalan pada sektor hulu ini akan saling mendukung dengan sektor lainnya sehingga program industri sutra ini bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Terkait program industri sutera ini, Bupati Wajo, Amran Mahmud, menyampaikan bahwa perkembangan sutra di Wajo hampir ada di 14 kecamatan, utamanya di Sabbangparu kemudian berkembang di daerah Tanasitolo, Gilireng, serta wilayah bagian utara. Dengan kata lain, perkembangan persutraan di Wajo, mulai dari hulu sampai ke hilir, cukup berkembang.
“Hanya saja, tantangan persutraan di Wajo di antaranya belum tertatanya dengan baik sistem pemasaran produk sutra, utamanya dalam pemasaran ke luar daerah,” ucap Amran Mahmud.
Amran Mahmud melanjutkan, dengan adanya dukungan dari Pemprov Sulsel, dirinya optimistis bisa mengembalikan kejayaan sutera di wilayahnya.
“Kami akan senantiasa melakukan polesan-polesan dalam pengembangan industri sutra ini, baik itu di sektor hilir, manufaktur hingga sektor hilir sehingga ke depan pengembangan industri sutra ini bisa optimal,” kata Amran Mahmud.
Turut hadir dalam rakor yang dimpimpin Bupati Wajo ini, Direktur Perseroda PT Sulsel Citra Indonesia, Ketua Komisi II DPRD Wajo, Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Wajo, Direktur BUMD Wajo, serta undangan lainnya. (*)