MAROS, RAKYATSULSEL – Proyek Kereta Api Trans Sulawesi untuk tahap awal ditargetkan rampung dan mulai uji coba pada Agustus 2022. Selanjutnya, operasional KA di Sulsel secara resmi dimulai Oktober mendatang. Adapun peresmian Proyek Strategis Nasional (PSN) itu akan dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulawesi Selatan, Andi Amana Gappa, saat rapat koordinasi terkait jalan akses stasiun dan laporan hasil evaluasi infrastruktur penghubung jalur KA di Kantor Bupati Maros, Jumat (28/1/2022). Turut hadir dalam rapat itu yakni Wakil dari Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapiaan pejabat Kementerian Perhubungan, Bupati Maros, AS Chaidir Syam , dan sejumlah kepala OPD terkait.
“Kami targetkan penyelesaian pembangunan paling lambat Agustus. Lalu akan kita lakukan uji coba dan diharapkan pada bulan Oktober akan diresmikan oleh Bapak Presiden Jokowi,” kata Amana Gappa, dalam keterangan persnya, Sabtu (29/1/2022).
Khusus di Maros, kata dia, lahan rel reketa sudah tersedia 100 persen. Pihaknya tidak lagi menghadapi persoalan klasik yakni pembebasan lahan. Adapun progres pembangunan infrastruktur KA berkisar 60-70 persen. Kendala saat ini terletak pada hujan yang terus mengguyur sehingga pemadatan tanah sulit dilakukan dengan cepat.
“Jalur utama sudah 100 persen. Sekarang, fokusnya percepatan pembangunan, kalau lihat di lapangan ya progresnya sudah 60-70 perseb. Semoga hujan tidak terlalu lama, sehingga progres pembangunan bisa dipercepat,” imbu Amana Gappa.
Menurut Amanna Gappa, untuk uji coba operasional KA akan melibatkan dan mengundang berbagai pihak. Dia mengaku sudah menawarkan ke Bupati Maros dan jajaran untuk ikut uji coba KA yang merupakan bagian dari sosialisasi. Begitu pula dengan komunitas pendidikan dan seni, termasuk awak media untuk menjajal KA bila sudah rampung pada Agustus 2022.
Adapun Bupati Maros, AS Chaidir Syam, menyampaikan komitmen siap mendukung penuntasan proyek KA di wilayahnya. Temasuk pihaknya ingin berkontribusi untuk pelaksanaan jalan yang menuju ke stasiun KA. Toh, akses menuju stasiun pastinya akan membuka perkembangan ekonomi yang ada di Maros.
Selain membahas pembangunan jalan menuju stasiun, Bupati Chaidir juga menyampaikan usulan kepada pihak BPKA terkait penamaan tiga stasiun yang sementara dibangun di Maros. Pihaknya berharap agar dalam penamaan stasiun KA mempertimbangkan aspek historis kedaerahan sehingga melekatkan pembangunan KA dengan Pemerintah Daerah.
Dari tiga stasiun KA di Maros, baru Stasiun Rammang-rammang yang sudah disepakati untuk penamaannya. Adapun dua stasiun KA lainnya masih terus digodok dan tersisa sejumlah opsi nama. Misalnya untuk stasiun KA di pusat kota terdapat tiga alternatif nama yakni Stasiun Pallantikang, Stasiun Maros Kota atau Stasiun Bantimurung.
Sedangkan untuk stasiun KA di Mandai, ada dua opsi nama yang mencuat yakni Stasiun Mandai atau Stasiun Pattene. Adapun nama Mandai merujuk pada lokasi, sedangkan nama Pattene selain lokasi juga merupakan situs, sekaligus terdapat unsur historis di dalamnya. (*)