MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Terpilih kembali menjadi Rektor Institut Agama Islam (IAI) As’adiyah Sengkang di awal Januari lalu menjadi gerbang bagi Muh Yunus Pasanreseng Andi Padi menghijaukan Sengkang.0
Lewat berbagai program inovatifnya, Muh Yunus tak hanya berfokus mengembangkan pendidikan di kota sutera tetapi juga menanamkan nilai nilai Islam di dalamnya. Tentu hal tersebut tak terlepas dari kolaborasi apik bersama pemerintah setempat.
Salah satu program luar biasa yang digagas Muh Yunus adalah Program Pembelajaran Khusus Berbasis Tokoh Agama desa (PPH- BTAD). Program ini merupakan pengembangan dari program Mesjid Cantik yang digagas Bupati wajo, Amran Mahmud.
Muh Yunus menerangkan, PPH-BTAD ini merupakan program beasiswa hasil kerja sama dengan pemerintah Wajo yang di berikan kepada 62 orang yang menjadi perwakilan dari 62 desa di Wajo.
“Program tersebut merupakan pembinaan terhadap tokoh agama yang saat ini telah berlangsung selama 2 tahun. ke 62 mahasiswa tersebut saat ini tengah menempuh pendidikan pada program studi Akidah dan Filsafat Islam,” ujar Yunus, Senin (31/1).
“Program studi Akidah dan Filsafat Islam dipilih sebab prodi tersebut memberikan pelajaran keagamaan ketauhidan, dan dasar dasar akidah yang tujuannya agara para perwakilan desa ini mampu kembali membangun desa masing masing,” sambungnya.
Program ini di harapkan Muh Yunus dapat di terapkan tidak hanya kepada 62 desa tetapi diterapkan ke semua desa di Wajo.
“Ini program unggulan kami dengan tujuan menjadi kampus unggul di Indonesia Timur membawahi Sulawesi Maluku dan Papua. Program ini diharapkan tuntas dan mampu mencakup 192 desa di Wajo,” pungkasnya.
Tak hanya memikirkan pengembangan desa, Muh Yunus juga menghadirkan program pengembangan skill dosen. Sedikitnya ada 40 orang dosen yang diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan agar tak hanya mampu dari segi ilmu pengetahuan yang di bidanginya tetapi juga dari segi agama.
“Dosen yang tidak berlatar Perguruan agama Islam dan mengajar matematika, fisika dan kimia misalnya, kami kuliahkan di pasca sarjana kampus hijau. Hal tersebut agar para dosen memiliki wawasan Islami sehingga terintegrasi ilmu ilmunya,” bebernya.
Tak berhenti disitu, semua pejabat di Kabupaten Wajo yang piawai berceramah dan berdakwah namun tidak ada latar belakang Islam, maka akan di S2 kan. “Saat ini total ada 12 orang yang akan kami S2 kan,” sebutnya.
Muh Yunus juga mengungkapkan selain fokus menghijaukan Wajo, pihaknya juga berupaya hadir sebagai kampus berkonsep kampus merdeka. Hal tersebut diwujudkan dengan hadirnya kerja sama tak hanya dengan kampus kampus di Sulawesi Selatan namun juga dengan kampus di Asia.
“Sementara ini kami punya jaringan dengan UIM namun belum berlaku secara signifikan. Kami juga dalam upaya membangun kampus secara menyeluruh termasuk akademik mahasiswa. Tidak hanya itu, sedikitnya ada 19 kampus dunia yang bekerjasama dengan kami diantaranya Thailan, Korea Selatan, Singapura dan Malaysia,” ungkapnya.
Muh Yunus berharap ke depan kampus hijau Institut Agama Islam (IAI) As’adiyah Sengkang mampu melebarkan sayap menjadi sebuah universitas.
“Saat ini ada 6 jurusan namun kami telah mengusulkan program studi baru sebanyak 9. Kami dalam upaya balik nama menjadi Islamic Universiti. Jika mendapat ijin, maka nantinya akan ada ada 15 prodi 5 fakultas,” tutupnya. (*)