Minyak Goreng Masih Hilang

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Berbagai jurus telah diambil untuk memastikan ketersediaan minyak goreng di pasaran. Faktanya, masyarakat masih mengeluhkan stok minyak goreng yang masih menghilang. Meski ada, tapi jumlahnya sedikit. Pun, belum satu harga.

Kelangkaan minyak goreng terjadi sejak pemerintah resmi menerapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan premium sebesar Rp14.000 per liter, dua pekan lalu.

Rakyat Sulsel melakukan pemantauan di sejumlah gerai ritel modern di kawasan Kecamatan Panakkukang dan Kecamatan Bontoala. Hasilnya, tidak ada satupun yang menyediakan stok minyak goreng.

“Minyak goreng kosong,” ucap salah seorang pegawai minimarket di kawasan Jalan Boulevard, Panakkukang, Rabu (2/2).

Jawaban yang sama juga diperoleh saat menyambangi minimarket di Jalan Kandea, Kecamatan Bontoala. Pegawai minimarket mengaku sudah tiga hari belakangan stok dari distributor belum masuk.

“Kami belum tahu kapan lagi stok datang. Kalau ada, biasanya langsung habis karena memang banyak sekali yang cari,” ucapnya.

Asni (42), seorang ibu rumah tangga yang ditemui di minimarket tersebut mengaku sudah mendatangi 4 minimarket lain untuk membeli minyak goreng. Namun, satupun tak ada yang menjual. Dia mengaku telah mendatangi beberapa minimarket, tapi stok tidak ada.

Kondisi serupa tak jauh berbeda terjadi di pasar tradisional. Di Pasar Terong, misalnya, stok minyak goreng kemasan dengan HET sulit dijumpai.

Meski stok tak banyak, stok minyak goreng kemasan yang ada masih dijual dengan harga tinggi di kisaran Rp20.000-Rp22.000.

Seorang pedagang di Pasar tradisional Terong yang tak ingin disebutkan namanya mengaku enggan menurunkan harga sesuai HET yang ditetapkan. Alasanya, dia mengambil stok dari distributor dengan harga cukup tinggi sebelum adanya aturan HET.

  • Bagikan

Exit mobile version