Siap Siaga Gelombang Ketiga

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulsel, dr Arman Bausat menegaskan, dalam jangka waktu beberapa hari, tidak menutup kemungkinan Sulsel juga memasuki gelombang ketiga penyebaran Covid-19.

Diketahui, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Sulsel mulai mengalami kenaikan. Dilihat dari data Satgas Covid-19 Sulsel per tanggal 3 Februari 2022 ada sebanyak 106 kasus.

Oleh karena itu, dr Arman Bausat berharap kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada dengan cara menerapkan protokol kesehatan (Prokes) dan melakukan vaksinasi.

“Sulsel belum memasuki gelombang ketiga karena berdasarkan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit dan tempat Fasilitas Isolasi Terintegrasi (FIT) saat ini masih terkendali,” ujar dr Arman Bausat, Jumat (4/2).

Meski begitu, kata dia, dalam jangka waktu beberapa hari, tidak menutup kemungkinan Sulsel masuk gelombang ketiga, jika kasus terus melonjak. Sehingga, pihaknya mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada dengan cara prokes diperketat dan segera melaksanakan vaksinasi.

Tak hanya masyarakat, dr Arman juga meminta kepada pemerintah daerah untuk melakukan persiapan di rumah sakit seperti tempat tidur, obat dan lain sebagainya.

“Mungkin Sulsel akan segera masuk gelombang ke 3 mohon kesiapsiagaan masyarakat dengan pengetatan protokol kesehatan, percepatan vaksinasi dan Kesiapsiagaan Pemerintah Daerah dengan penyediaan Fasilitas Isolasi Terintegrasi (FIT), Kesiapan rumah sakit (tempat tidur, obat, dan lain-lain),” jelasnya.

Ahli Epidemiologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Ridwan Amiruddin mengemukakan, dengan adanya peningkatan kasus dalam sepekan dengan positifity rate 6,4 Sulsel bisa dianggap sedang berada diawal gelombong ketiga.

“Sekarang dengan peningkatan kasus satu pekan secara berturutan dengan positifity rate 6,4 persen, bisa dianggap Sulsel sedang di awal gelombang ketiga. Kasus akan terus naik secara eksponensial hingga sekira empat pekan kedepan,” tuturnya.

Sehingga, untuk penanganannya, Prof Ridwan menyebut percepatan vaksinasi dikebut untuk mengejar perbedaan vaksin dosis pertama dan dosis kedua, serta meningkatkan tracing yang terbatas.

  • Bagikan