“Kenaikan gaji polisi tentunya bakal linear dengan peningkatan kinerja aparat kepolisian,” jelasnya.
Terpisah, Komisioner Kompolnas Pungky Indarti juga menilai kehidupan keluarga polisi perlu diperhatikan, khususnya pada level bintara dan tamtama rendahan.
Pungky menyebut, publik hanya melihat satu sisi gaya hidup oknum polisi perwira yang bermewah-mewahan, padahal tidak diketahui sumber kekayaannya dari mana.
Di sisi lain, imbuh Pungky, banyak polisi yang mengais rejeki tambahan dari pekerjaan yang halal. Ada yang menjadi pemulung, pedagang, dan lain sebagainya. Tentunya pekerjaan sampingan tersebut untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga akibat tidak cukupnya gaji dari negara.
“Kami berharap kesejahteraan polisi ditingkatkan. Setidaknya ada kenaikan tunjangan bagi polisi di Papua atau di perbatasan negara. Biaya hidup disana mahal tapi tunjangannya tidak sesuai,” kata Pungky.
Ia pun mencontohkan seperti yang terjadi di georgia. Dimana gaji polisi yang semula sekitar USD100 perbulan, kemudian ditingkatkan menjadi USD1.000 hingga USD2.000 perbulan. Perbaikan kesejahteraan itu kemudian sukses membuat kinerja polisi di sana menjadi lebih baik.
“Tapi memang ketika itu dipenuhi, harus lebih tegas. Ketika polisi berbuat salah (kriminal), ya tentu harus dipecat,” tegasnya.