MAMUJU, RAKYATSULBAR.CO – Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) MPO Cabang Mamuju, menyayangkan polemik yang terjadi akhir-akhir ini di Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar. Hal tersebut di sampaikan Ketua HMI MPO Cabang Mamuju Ahyar, kepada RAKYATSULSEL, Kamis, (17/2/ 2022).
Menurut Ketua HMI MPO Cabang Mamuju Ahyar mengatakan Tadinya kita berharap dengan adanya pergantian kadis kesehatan dan direktur RS regional akan memberikan dampak positif terhadap jaminan kesehatan masyarakat di Sulbar, namun justru melahirkan citra buruk terhadap kesehatan di Sulbar. Mulai dari angka stunting secara nasional yang berada pada posisi kedua.
Berdasarkan data dari Kemenkes RI, Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, Sulawesi Barat berada pada peringkat kedua tertinggi Prevalensi Stunting secara nasional yakni sebesar 33,8 persen.
Belum lagi soal insentif untuk nakes belum terbayar kan yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi covid 19 di Sulbar, yang paling menjadi momok adalah ketika lampu di RS regional padam sampai 2 jam. Ini sangat memalukan.
Olehnya itu Ahyar berharap agar gubernur Sulbar harus melakukan evaluasi kembali terhadap kadis kesehatan dan direktur RSUD Provinsi Sulbar.
“Kami berharap gubernur dapat melakukan evaluasi terhadap kadis kesehatan provinsi Sulawesi barat dan direktur RS regional, minimal gubernur membersihkan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD)yang tidak profesional dan tidak bertanggung jawab atas amanah yang diberikan, supaya gubernur tidak terkesan meninggalkan hal buruk diakhiri periodenya,” ujarnya
Apa lagi hal yg paling fundamental dalam kebutuhan masyarakat adalah kesehatan, jika ini disi oleh orang orang yang tidak ulek, tidak profesional maka dampaknya langsung kepada masyarakat. (SDR)