MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke Kabupaten Penajam Paser, Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai dapat membuka ruang investasi baru bagi Sulsel.
Hal itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Pena Institute di salah satu warung kopi di bilangan Jalan Boulevard, Rabu (16/02/2022). FGD mengangkat tema “Ibu Kota Baru, Manfaat dan Keuntungan bagi Warga Sulsel.
Direktur Penta Helix Indonesia, Fadli Noor dalam pemaparannya mempertanyakan di mana posisi Sulsel dalam Ibu Kota Negara (IKN) baru. Menurutnya, jauh sebelum IKN mencuat, sesungguhnya diaspora masyarakat Sulsel sudah lama ada di Kalimantan Timur (Kaltim).
“Hampir seluruh bagian di Kaltim ada orang Bugis. Artinya secara sosialiasi kultural, antara orang Bugis dan Kaltim sudah sangat erat,” sebutnya.
Kemudian secara geografis, sambung Fadli, posisi Sulsel dalam hal ini Pelabuhan Makassar, Parepare, Barru, dan Pinrang memotong langsung ke Kalimatan. Artinya, mobilitas untuk menyuplai kebutuhan di IKN akan memberikan peluang baru secara ekonomi ke Sulsel.
“Jauh sebelum IKN ada, kebutuhan-kebutuhan orang Kalimantan banyak yang disuplai dari Sulsel. Mulai dari peternakan. Dimana sapi yang ada di Kaltim datangnya dari Enrekang dan Pinrang,” sebutnya.
“Kemudian hasil pertanian dan perkebunan seperti sayur berasal dari Enrekang dan Malino. Pasir dan batu yang dibutuhkan sebagian besar dari Palu, Pinrang, Polmas, dan Mamuju. Artinya, IKN belum ada saja sudah banyak kebutuhan mereka yang disuplai dari Sulsel,” ujarnya.
Fadli Noor menyebutkan ada peluang ekonomi yang mesti Sulsel raih. Dia mengatakan, pada Pilgub Sulsel 2018 lalu, kampanye pasangan Prof Nurdin Abdullah- Andi Sudirman Sulaiman sudah mengarah ke pembukaan akses kebutuhan IKN.
“Dari lima point kampanye pasangan ini ada dua yang relevan dengan kebutuhan IKN. Pertama, pembukaan akses pelosok menuju perkotaan. Kedua hilirisasi perkebunan dan pertanian,” terangnya.
Akademisi Universitas PEPABRI Makassar, Aswar Annas, S,Sos., M.Si, menjelaskan IKN secara histori itu sebenarnya bukan ditemukan akhir ini, tapi jauh sebelum itu sudah diwacanakan terkait pemidahan ibu kota negara.
“Perkembangan sebuah negara maju dalam beberapa negara seperti Jepang Australia itu semuanya pernah melaksanakan pemindahan Ibu Kota baru. Itu karena permasalahan tidak bisa menampung sebuah wilayah. Pastinya, pemindahan ibu kota negara lain justru berdampak lebih baik,” ujarnya.
Aswar menuturkan isu sekarang ini kenapa pemindahan IKN di saat pandemi. Dimana ekonomi masyarakat yang saat ini tidak stabil mengapa dijadikan alasan pemindahan ibu kota.
“Bahwa kebijakan ini harusnya kita butuhkan karena sekarang bukan hal yang biasa lagi, justru kita sebagai warga Sulawesi itu telah memberikan dampak pertumbuhan ekonomi sebagai Kalimantan Ibu Kota Negara. Untuk itu, mari kita dukung program pemrintah terkait pemindahan IKN ini,” tegasnya.
Korwil Sulsel I Badko HMI MPO Sulselbar Sardi menegaskan dengan adanya pemindahan IKN tentu akan menjadi sebuah titik yang sangat baik. “Karena Ibu kota yang baru ada di tengah-tengah Negara kita sehingga akan semua pulau-pulau mendapatkan akses yang sangat mudah untuk ke ibu kota terbaru,” katanya.
Menurutnya, Pulau Kalimantan menjadi sebuah pulau yang pas untuk pertimbangan di kota yang lain. Dimana hasil riset dan kajiannya Pulau Kalimantan ini kondisi bencana secara ekonomis cenderung sedikit dibanding pulau lain. “Kemudian kita mendapatkan sebuah ibu kota tentu kita ingin bebas dari bencana,” tuturnya.
Humas Pemuda Panca Marga (PPM) Sulsel, Umar Hankam mengatakan pemindahan IKN ini sangat baik bagi masyarakat Sulawesi karena bisa membantu ekonomi.
“Berpindahnya ibu kota akan membantu pembangunan infrastruktur di wilayah lain yang kini tengah diusung pemerintah. Jadi saya berharap aktivis di Kota Makassar mari kita sama-sama mendukung IKN ini,” tutupnya. (*)