Pendekatan persuasif dengan dialog yang bernas adalah contoh spritual parenting yang dilakonkan Nabi Ibrahim dengan putranya, Ismail. Nabi Ibrahim menyampaikan “perintah” yang menyentuh hati nurani. Ismail menunaikannya dengan ikhlas (QS. Ash-Shaaffaat/37: 100-111).
Nabi Ibrahim tampil sebagai pendidik serta pembimbing utama keluarga, dengan senantiasa menyandarkan hasil akhir dari berbagai ikhtiar yang dilakukan pada kehendak dan ridha Allah SWT. (QS. Ibrahim/14: 37-40).
Spritual parenting yang dilakukan Lukman dengan pemilihan diksi (pilihan kata) yang tepat dan bernas ketika membimbing anaknya. Bimbingan diawali dengan pengenalan akidah tauhid. Lalu, tata krama dalam pergaulan hidup, dan penyucian diri dalam setiap aktivitas keseharian (QS. Lukmaan/31: 12-19).
Setidaknya, ada kesamaan nilai yang ditanamkan Nabi Ibrahim dan Lukman dalam proses spritual parenting yang diwasiatkan kepada generasi berikutnya. Pertama, peneguhan akidah sebagai pondasi seluruh aktivitas kehidupan selanjutnya. Kedua, pemilihan atau pembentukan lingkungan yang kondusif untuk tumbuhkembangnya akidah tauhid, agar tidak tergoyahkan.
Ketiga, korelasi ikhtiar yang sungguh-sungguh dengan doa dalam kepasrahan dan kesadaran yang utuh sebagai hamba-Nya. Keempat, pentingnya tata krama pergaulan sebagai pengawal dan perisai kehidupan sosial. Kelima, membangun keterampilan hidup dan ketrampilan untuk hidup dalam mengarungi kehidupan yang selalu dibingkai dengan rasa syukur, apapun hasilnya. Wallahu a’lam Bish-shawab. (*)