PAREPARE, RAKSUL- Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional, Ikatan Guru Bahasa Daerah (IGBD) Kota Parepare, menggelar Festival Pitungngesso Mabbicara Ugi (Tomaugi).
Kegiatan ini dibuka secara daring oleh Wali kota Parepare, Taufan Pawe, yang mengusung Tema “Parepare Pattiro Laleng Amajungenna Basa Daerah ri Sulawesi Selatang” (Parepare Pionir Kemajuan Bahasa Daerah Di Sulawesi Selatan) yang digelar di Balai Ainun, Senin (21/2/2022).
Festival ini juga digelar sebagai momentum dalam menyemarakkan Hari Ulang Tahun Kota Parepare ke-62 yang diperingati pada 17 Pebruari.
Wali Kota Parepare pada kesempatan tersebut mengapresiasi hadirnya Festival ini di Parepare. Pemerintah kota parepare kata dia, sangat mensupport kegiatan tersebut sebagai salah satu pelestarian bahasa daerah di Kota Parepare.
Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan, Makmur juga mengapresiasi kegiatan ini. Ini sebuah kegiatan yang luar biasa, di samping memberikan pencerahan tentang pentingnya bahasa bugis untuk dikembangkan juga mendapatkan pelajaran tentang bahasa daerah bugis.
“Dan hari ini kita banyak mendapatkan pelajaran dari kisah bugis, petuah bugis, dan budaya bugis yang mestinya harus dipertahankan,”jelas Makmur.
Ia juga berharap, agar muatan lokal bahasa daerah dapat menjadi muatan lokal yang wajib dilakukan di sekolah.
“Sebenarnya sudah pernah digagas di era mustafa mappangara untuk dijadikan sebagai muatan lokal wajib, mudah-mudahan aturan itu tetap dilanjutkan, sehingga semua sekolah itu kembali menggairahkan dan melakukan dan memasukkan dalam kurikulumnya, sebagai muatan lokal yang wajib dilkukan di sekolah,”tandasnya.
Ketua IGBD Kota Parepare, Rahmaniar mengatakan, Festival Tomaugi ini pertama kali digelar dan merupakan sejarah baru di Kota Parepare.
“Ini semua berkat dukungan Pemkot Parepare terkhusus Bapak Walikota Parepare yang menginspirasi kami menjadikan Parepare sebagai role model di Sulsel,” ujarnya.
Ada tujuh kegiatan yang akan kami gelar dalam festival ini, di antaranya Sosialisasi Pentingnya Bahasa Daerah di lingkungan keluarga, Lomba Debat berbahasa bugis, lomba MC berbahasa bugis, lomba,”jelas Rahmaniar.
Guru SMPN 2 ini berharap agar kegiatan Festival Tomaugi ini, bisa menjadi momentum dalam gerakan merefleksi diri untuk pelestarian bahasa daerah dan untuk menggairahkan pembelajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah.(Yanti)