MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Kekisruhan minyak goreng menyangkut dua hal, yaitu harga dan ketersediaan di pasaran. Kenaikan harga minyak goreng terjadi sejak November 2021. Pelan tapi pasti, ketersediaan di pasaran juga kian langka. Sudah harga mahal, susah dicari pula.
Kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan dipicu lantaran banyaknya oknum yang melakukan penimbunan untuk dijual ke pelaku industri dengan harga di atas standar.
Kepala Satgas Pangan, Irjen Polisi, Helmy Santika mengatakan bahwa minyak goreng tersebut dikirim dari Kalimantan Selatan untuk di salurkan ke Makassar, akan tetapi, oknum tersebut melakukan penimbunan.
Menanggapi hal ini. Anggota Komisi III DPR RI, Fraksi Partai Golkar, Andi Rio Idris Padjalangi meminta kepolisian memberikan hukuman berat bagi para pelaku penimbun minyak goreng.
“Hal tersebut menyikapi terbongkarnya 1,1 juta kilogram penimbunan minyak goreng dalam gudang di wilayah Deli Serdang, Sumatera Utara. Kita kuatir terjadi di daerah lain seperti di Sulawesi Selatan, kota Makassar,” ujarnya, Selasa (22/2/2022) saat dimintai pandangan.
Politisi Golkar asal Dapil Sulsel II itu mengatakan, jangan ada pihak yang mengambil keuntungan di tengah kesulitan masyarakat mendapatkan minyak goreng, apalagi saat situasi pandemi.
“Mak daribitu, kami berharap Polri harus memberikan sanksi tegas dan membongkar para pelaku penimbun minyak di seluruh wilayah indonesia,” kata Andi Rio.
Pria asal Kabupaten Bone itu meminta satgas pangan Polri bersama stakholder terkait, dapat terus melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan minyak goreng serta produk sembako lain menjelang bulan Ramadan.
Lanjut dia, Polri harus mengawasi dan mengantisipasi upaya penimbunan bahan pokok lain diluar minyak goreng. Sebentar lagi kita akan memasuki bulan ramadhan.
“Jangan ada bahan pokok lain menjadi langka dan ditimbun oleh pihak pihak yang ingin meraup keuntungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI itu menjelaskan, saat ini bukan hanya minyak goreng saja yang menjadi langka, namun kedelai dan pupuk menjadi permasalahan di tengah masyarakat.
“Jangan sampai banyak pengusaha tempe dan tahu serta terpaksa gulung tikar serta petani sulit untuk bercocok tanam,” jelasnya.
Dia menegaskan, sangat mendukung dan mendorong satgas pangan polri untuk mengungkap dan membongkar permasalahan kedelai dan pupuk selain minyak goreng.
“Jangan sampai ada kedelai dan pupuk yang ditimbun dan dimainkan para spekulan agar terjadi sebuah kelangkaan dan dijual dengan harga tinggi,” pungkasnya.