Wilayah ini terdiri dari Lini I di produsen, Lini II di gudang penyangga provinsi, Lini III di gudang kabupaten, hingga Lini IV di kios resmi.
Untuk proses distribusi pada Lini I sampai Lini III, semuanya telah terdigitalisasi dengan baik. Namun dari Lini IV ke petani pelaporannya masih manual. Oleh karena itu, Pupuk Indonesia bersama pemerintah akan menerapkan sistem yang lebih handal dan saling terintegrasi.
“Hasil Rakornas dengan Kemenko, kami bersama Kementan akan menggunakan sistem yang lebih handal,” jelas Gusrizal.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga akan menambah jumlah petugas lapangan di berbagai daerah. Para petugas ini akan melakukan proses pengawasan secara digital dan berjenjang.
Selanjutnya, Pupuk Indonesia juga akan terus meningkatkan kerjasama dengan aparat penegak hukum terkait pelaporan penyimpangan pupuk bersubsidi.
Adapun terkait program Agrosolution atau Makmur, Gusrizal menyebutkan bahwa realisasi tanam pada tahun 2021 berhasil mencapai 70 ribu hektar lebih, dari target 50 ribu hektar. Sedangkan pada tahun 2022, Pupuk Indonesia meningkatkan target luas tanam pada 250 ribu hektar lahan pertanian.
“Jadi di 2022 mudah-mudahan bisa lima kali lipat, dan kami sudah melakukan program ini di seluruh Indonesia. Terutama di daerah sentra tanaman,” jelas Gusrizal. (*)