MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Mulai tahun ini, Kepala UPT SMA, dan juga SMK di Sulawesi Selatan harus lebih mengencangkan ikat pinggang erat-erat. Pasalnya, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, memberikan warning keras kepada seluruh kepala sekolah SMS/SMK di Sulsel.
Bagi kepala sekolah tidak memenuhi tingkat presentase keberhasilan kelulusan masuk perguruan tinggi negeri (favorit) akan dievaluasi. Tidak main-main, Andi Sudirman Sulaiman sempat mengulang 2 kali penegasan ini, saat memberikan pengarahan pada kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Penguatan Program Prioritas Gubernur Sulsel secara virtual zoom meeting via epanrita Disdik Sulsel, Senin (21/2/2022).
Ia pun memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Prov Sulsel untuk membuat pemeringkatan, sekolah yang memiliki peringkat terendah akan dievaluasi semuanya.
“Saya mau lihat nanti di akhir tahun. Sekolah yang terbawah presentasenya dibanding tahun lalu, saya anggap kepala sekolahnya yang tidak bagus. Saya minta dievaluasi kepala sekolahnya,” ujarnya.
Andi Sudirman Sulaiman mengharapkan pendidikan Sulawesi Selatan mengalami peningkatan yang signifikan di eranya. Karena itu, tahun ini pula ia menggagas sejumlah program prioritas di bidang pendidikan. Satu di antaranya adalah smart school.
Program Smart School yang telah dilaunching saat peringatan Hari Guru Nasional, 25 Nopember 2021 lalu diharapkan ASS sudah harus jalan.
Acara zoom meeting dipandu Plt Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Ir H Imran Jausi, MPd, didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan Prov Sulsel, Drs Harpansa, MM, juga hadir mendampingi, Kepala Bidang Pembinaan SMA, Asqar, SE.MM, Kepala Bidang GTK, Dr Muhlis M, MPd, Kasubag Umum, Kepegawaian dan Hukum, Muhammad Hazairin, SH.MH.
Dalam zoom meeting tersebut juga hadir Koordinator TGUPP bidang pendidikan, Prof Hamzah Upu, Tim Ahli TGUPP bidang pendidikan, Prof Heri Tahir, Prof Arismunandar, Prof Burhanuddin Arafah dan Mustafa Tope, S.ST.Par, MPd dan 655 orang kepala UPT, SMA, SMK dan SLB se Sulawesi Selatan.
Andi Sudirman Sulaiman yang memberikan pengarahan selama 1 jam lebih ini tak ingin main-main dengan pendidikan.
“Pendidikan itu investasi terbesar. Saya membanggakan infrastruktur, tapi sesungguhnya saya jauh lebih membanggakan pendidikan ini. Saya tidak mau tukar infrastruktur ini dengan pendidikan. Orang cerdas itu bisa membuat infrastruktur lebih banyak,” tegas Andi Sudirman Sulaiman di akhir pengarahannya. (*)