MAMUJU, RAKYATSULSEL – Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang wajib terpenuhi setiap harinya. Kondisi terpenuhinya pangan ini berkaitan erat dengan performa industri pertanian yang merupakan salah satu penopang perekonomian nasional.
Studi Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa, sektor pertanian tumbuh 1,35 % pada triwulan III tahun 202, dan secara konsisten berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pasalnya, peran petani sebagai salah satu insan pertanian amatlah besar, bahkan digadang sebagai pahlawan bangsa di bidang pangan. Oleh sebab itu, pemerintah telah menjadikan kesejahteraan petani sebagai prioritas utama
Mendukung program tersebut, PT Pupuk
Kalimantan Timur (PKT) sebagai produsen pupuk urea terbesar di tanah air memahami bahwa akselerasi pertanian diperlukan untuk mengoptimalkan produktivitas, diantaranya melalui pengembangan sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah petani.
Dimana, sejak 2020 lalu, Pupuk Kaltim menginisiasi program Makmur (sebelumnya Agro Solution), fokus pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Kini Pupuk Kaltim bersama instansi lainnya yang berada di bawah naungan group PT Pupuk Indonesia bersama-sama menjalankan program Makmur di seluruh Indonesia.
Hal itu, Rahmad Pribadi Direktur Utama Pupuk Kaltim, mengungkapkan bahwa program Makmur pada dasarnya merupakan program kemitraan yang melibatkan berbagai pihak, diantaranya adalah petani, instansi keuangan, instansi pemerintahan, hingga korporasi untuk membentuk ekosistem kondusif bagi petani.
Menurutnya, kolaborasi strategis ini menjadi aksi nyata untuk menciptakan sistem pertanian yang mencapai produktivitas optimal sehingga tercapai kesejahteraan petani secara finansial. Selain itu, program Makmur senantiasa mendorong peningkatan penggunaan pupuk nonsubsidi untuk mengurangi ketergantungan akan pupuk subsidi.
“Program ini juga diharapkan dapat mendorong minat petani milenial yang menjadi harapan bagi industri pertanian masa kini untuk ikut serta dalam menciptakan ketahanan pangan.” Terangnya, Rahmad, Sabtu (26/2/2022)
Rahmad Pribadi, menambahkan, proses kemitraan yang dijalankan pun mudah untuk diikuti dan dipahami oleh petani. Dengan melibatkan Dinas Pertanian, data petani lebih cepat untuk dikumpulkan yang mana mempersingkat proses kemitraan itu sendiri.
Alhasil, para petani yang sudah terdaftar
otomatis akan mendapatkan manfaat program. Setidaknya terdapat tiga upaya yang dilakukan oleh program Makmur untuk meningkatkan produktivitas petani:
Adanya jaminan pasar. Tidak jarang isu yang dihadapkan kepada petani adalah ketidakpastian pembeli hasil panen. Oleh karena itu, program Makmur senantiasa menghadirkan pihak korporasi yang berperan sebagai offtaker dari produk-produk yang dihasilkan petani.
“Disini terpilih pihak yang terpercaya dan penuh berkomitmen untuk membeli hasil panen petani sesuai dengan harga pasar yang ada. Selain itu, offtaker juga dapat mengolah hasil panen
untuk menciptakan nilai tambah produk,” yerang Rahmad Pribadi.
Sementara itu, Akses permodalan dan asuransi. Dalam proses kemitraan ini, petani diberikan akses permodalan yang utamanya diperoleh dari instansi perbankan Himbara antara lain BNI, BRI, dan Mandiri.
“Petani juga berkesempatan untuk memperoleh permodalan secara pribadi (non bank). Di sisi lain, program Makmur ini juga memberikan asuransi perlindungan terhadap risiko gagal panen atau gagal bayar yang mungkin dialami oleh petani,” ucap Rahmad Pribadi
Rahmad Pribadi, kembali menambahkan, bahwa dalam program ini, juga dilakukan pendampingan dan sarana produksi (saprodi).
Sebagai upaya mengoptimalkan produktivitas petani, Pupuk Kaltim melalui program Makmur ini mendistribusikan sarana produksi yang diantaranya adalah benih, pestisida, dan pupuk yang terjamin kualitasnya.
Lebih lanjut, ketepatan dan jaminan distribusi pupuk juga kerap diutamakan dalam proses pemenuhan sarana produksi ini.
Terlepas dari itu, ada pula kegiatan pendampingan teknis yang secara intensif dilakukan, meliputi kegiatan analisis tanah, pendampingan argonomis dan budidaya, pemupukan dan rekomendasi, hingga teknologi dan mekanisasi pertanian melalui aplikasi IFARM – RMS untuk melakukan proses monitoring tanaman secara digital dan mengakses ekosistem dari hulu ke hilir (rantai pasok).
Dalam menjalankan program Makmur, Pupuk Kaltim diberikan tugas untuk mengembangkan program di wilayah Sulawesi (Barat, Selatan, Tengah dan Utara), Bali, Gorontalo, Jawa (Tengah
dan Timur), Kalimantan (Barat, Timur dan Utara), NTB dan NTT, dengan target cakupan lahan sebesar 12.000 hektar pada tahun 2021 lalu, Pupuk Kaltim berhasil merealisasikan hingga hingga 151% atau mencapai total 18.110 hektar.
Disisi lain, jumlah petani yang tergabung
dalam program ini pun berhasil mencapai 9.780 orang yang mana target 2021 adalah 9.000 orang.
“Kami secara konsisten berkomitmen untuk menjaga ketahanan pangan nasional
dengan melakukan berbagai inovasi. Dengan terus memperhatikan unsur masyarakat, lingkungan dan ekonomi dalam menjalankan program Makmur, kami optimis kedepannya akan semakin banyak lagi petani yang berhasil kami tingkatkan produktivitasnya sehingga dapat mencapai kesejahteraan,” tutup Rahmad. (Sdr)