MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar mencatat ada kenaikan luas lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sepanjang 2021 kemarin sebesar 1,48 persen.
Alhasil, luasan RTH Makassar saat ini mencapai 9,07 persen atau 1603,85 hektare. Rinciannya RTH publik mencapai 884,63 hektare atau 5,01 persen sementara privat 719,22 atau 4,07 persen.
Plt Kabid Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Novi Narilla mengatakan, kenaikan RTH bukan karena adanya penambahan lahan RTH, melainkan setelah melalui assasment dari Centre Technology Unhas (COT), lalu.
Kata dia, banyak lahan yang tidak tercatat dan akhirnya sudah dimasukkan. Hal itu disebabkan adanya fluktuasi naik turunnya persentase luasan RTH yang tidak terhitung oleh kelurahan dan kecamatan).
“Jadi, kita punya tim yang menghitung RTH ini. Cara kita itu menggunakan satelit (citra) juga disertai kroscek di lapangan. Ada dua yang dihitung, identifikasi lahan terbuka hijau dan indeks kualitas tutupan lahan,” papar Novi, Minggu (27/2).
Bentuk pemeliharaan jalur hijau dan taman rencananya dipihak-ketigakan. Dia berharap RTH yang ada jauh lebih baik dibanding dikelola sendiri. Di dalamnya akan diatur, seperti pemupukannya berapa kali, penyiramannya berapa kali.
“Yang jelas DLH tahunya semua dalam keadaan bagus, sehat, subur, indah baru bisa kami bayarkan. Karena tidak bisa lagi ditambah makanya diutamakan pada penguatan kualitas,” katanya.
Dia menamnahkan, DLH Kota Makassae menargetkan ada kenaikan satu persen RTH pertahunnya. Hanya saja, upaya itu terkendala tidak ada pengadaan lahan. Sedangkan satu persen itu hitungannya sama dengan 10 kali Lapangan Karebosi.
DLH menargetkan 2034 kota sudah harus bisa memenuhi 30 persen RTH sesuai dengan amanat UU. Sementara itu, anggarannya berkisar Rp35 miliar pada 2022, naik dari sebelumnya Rp28 miliar. Peruntukannya macam-macam dari pemeliharaan RTH, biaya petugas, dan adanya pengadaan fasilitas. (*)