“Parameternya cukup kuat. Baik dari aspek etnis, terotori, profesi saling melengkapi. Ditambah lagi finansial yang memadai tentunya. Namun, sebelum sampai ketahap finalisasi pasangan,” ungkapnya.
ASS harus terlebih dahulu menyelesaikan aneka PR elektoralnya. Seperti membangun pengenalan yang tinggi, kesukaan yang baik serta menuntaskan aneka program pemerintahan. Sehingga di ujung pemerintahannya nanti, publik puas atas kinerja ASS.
“Jika PR elektoral ASS tidak tersistematis dengan baik, tentu menjadi masalah tersendiri nantinya. Masa iya wakil lebih populis daripada figur utamanya. Selain itu, waktu juga masih sangat panjang, tentu sangat dinamis,” pungkasnya.
Sementara Wali Kota Makassar, Danny Pomanto tak mau mengomentari banyak perihal namanya masuk di survey bursa cagub tersebut. Meski demikian dirinya sangat senang namanya masuk posisi keempat di urutan sementara elektabilitas. Hanya saja dirinya kini fokus mengurus Makassar.
“Saya pikir selesai tugas di Makassar dulu, baru satu tahun di Makassar masa mau pikir Pilgub lagi. Kerjami dulu,” tegas Danny, Senin (28/2/2022) saat ditemui.
Lebih lanjut Danny menegaskan jika dirinya belum melakukan pergerakan sosialisasi perihal Pilgub. Hal ini lantaran masih fokus agenda Pemerintahan yang diemban di Kota Makassar lima tahun ke depan.
“Saya selesaikan dulu janji-janji politik di Makassar. Apalagi soal kebutuhan rakyat,” terangnya.
Bahkan wali kota berlatar arsitek itu mengungkapkan jika dirinya belum memikirkan langkah politik kedepan. Karena masih banyak tugas yang harus diselesaikan.
“Belum tahu, dipikir saja belum apalagi ditahu, mau maju atau tidak. Nanti dilihat,” jelas Danny.
Terkait adanya dukungan dari masyarakat dan berbagai komunitas meminta dirinya maju di Pilgub, Danny menegaskan jika biarkan masyarakat yang menilai.
“Syukur ada dukungan, tapi saya selesaikan dulu tugas utama, baru kita pikir. Sekarang itu, bagaimana mau maju Pilgub, nanti kita dibilang balle-balle lagi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Mitra Demokrasi Indonesia (MDI), Andi Taufiq Aris, menyampaikan hasil survei PolMark terkait Calon Gubernur Sulsel menarik untuk dianalisis.
Terekam bahwa figur-figur yang memiliki panggung politik, baik itu ketua parpol maupun kepala daerah memperoleh elektabilitas tinggi.
“Para figur yang memiliki panggung (politik) dipastikan bisa menciptakan dinamika yang akan sangat berdampak positif pada popularitas dan elektabilitasnya,” kata Andi Taufiq, Minggu (27/2/2022).
Kaitan hal ini, pengamat politik Unismuh Makassar, Andi Luhur Priyanto berpandangan jika potret elektabilitas berbasis survey-survey seperti ini masih terus berkembang.