JAKARTA, RAKYATSULSEL — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang tambahan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 3 persen selama 6 bulan.
Sebelumnya, subsidi bunga KUR diberlakukan sampai Juni 2022. Setelah diperpanjang, pemerintah bakal memberi subsidi bunga KUR hingga 31 Desember 2022.
“Hal ini untuk mempercepat pemulihan UMKM di Indonesia. Mengenai kebutuhan anggaran untuk perpanjangan tambahan Subsidi Bunga KUR sebesar 3 persen selama 6 bulan (Juli sampai Desember 2022) sebesar Rp 6,33 triliun, sehingga total kebutuhan anggarannya sebesar Rp 11,97 triliun,” kata Menko Airlangga, dalam keterangan resmi, Senin (7/3/2022).
Berdasarkan data, penyaluran KUR pada 2021 meningkat 42 persen menjadi Rp 281,9 triliun. Total debitur sebanyak 7,38 juta orang dan rasio kredit macet (NPL) sebesar 0,98 persen. Airlangga menambahkan, pemerintah juga akan melanjutkan Program Bantuan Tunai untuk pedagang kaki lima, warung, dan nelayan pada 2022.
Tahun ini, bantuan senilai Rp 600 ribu per orang akan diberikan kepada 2,76 juta penerima. Yakni, 1 juta untuk PKL dan warung, dan 1,76 juta untuk nelayan di seluruh Indonesia.
Penyaluran akan dilakukan secara tunai oleh para petugas dari TNI/ POLRI, dengan lokasi di wilayah 212 Kabupaten/Kota yang menjadi prioritas Program Pengentasan Kemiskinan Ekstrim Tahun 2022.
Sementara saat memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas tentang Evaluasi PPKM secara virtual, Senin (07/03/2022), Menko Airlangga mengutarakan perkembangan kasus harian dan kasus aktif Covid-19 di Luar Jawa-Bali trennya sudah mulai menurun mengikuti di Jawa Bali. Di Luar Jawa-Bali, kasus konfirmasi harian mencapai puncaknya pada 23 Februari 2022 yang mencapai 19.807 kasus. Dan per 6 Maret 2022 sudah turun menjadi 8.158 kasus.
Sedangkan untuk kasus aktif, mencapai puncaknya pada 3 Maret 2022 yang mencapai 183.482 kasus, dan per 6 Maret menjadi 171.338 kasus.
“Pemerintah terus memantau kondisi perkembangan Covid-19 di setiap Kabupaten/Kota dan Provinsi. Untuk luar Jawa-Bali sudah mulai menurun, baik kasus harian maupun kasus aktif. Namun kita tetap waspada dan terus meningkatkan upaya pengendalian, dengan terus mendorong akselerasi vaksinasi dan penerapan prokes,” tutur Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa walaupun jumlah kasus relatif cukup tinggi untuk beberapa daerah, namun tingkat Perawatan di RS masih relatif rendah. Menurutnya, data menunjukkan jauh lebih rendah dibandingkan saat penanganan varian Delta pada tahun lalu.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengakui, masih terdapat tiga provinsi dengan kasus aktif tertinggi di atas 15 ribu. Namun rasio Keterisian Tempat Tidur (Bed Occupancy Ratio/ BOR) masih terkendali. Ketiga Provinsi tertinggi tersebut yaitu Sumatera Utara dengan kasus aktif mencapai 21.338 kasus, BOR 37 persen, dan Konversi TT Covid 21 persen.
Kalimantan Timur dengan Kasus Aktif 15.603 kasus, BOR 44 persen, dan Konversi 25 persen, serta Sulawesi Selatan dengan kasus aktif 15.131, BOR 31 persen, dan Konversi 18 persen.
Walaupun relatif cukup tinggi di ketiga Provinsi tersebut, namun menurun signifikan dibandingkan minggu-minggu sebelumnya. Airlangga menegaskan, pemerintah sudah bersiap mengantisipasi segala kemungkinan buruk dengan menyiapkan fasilitas isolasi terpadu.
“Saat ini, kapasitas Isoter disediakan sebanyak 36.470 Tempat Tidur (TT), namun yang terisi hanya sekitar 3.841 TT (BOR = 10,53 persen). Adapun daerah yang saat ini keterisian Isoternya cukup tinggi, yaitu Provinsi Kalimantan Timur (BOR = 49,10 persen) dan Kepulauan Riau (BOR = 33,75 persen), masih akan terus kami monitor,” tutur Menko Airlangga. (*)