Mirisnya, pedagang yang memiliki rumah dijalan poros Luyo-Tutar itu dinilai sejahtera karena mereka berinisiatif kembali berdagang di pinggir jalan. Sementara, Rahma bersama puluhan pedagang lain tidak memiliki rumah di wilayah tersebut sehingga mereka memilih tetap di lokasi pasar tersebut.
“Inilah keluhan kita tidak ada orang (pembeli), hampir semua orang (pedagang) masuk semua mi ke rumahnya menjual yang ada rumahnya bahkan banyak mani penjual baru bermunculan yang ada dijalan poros rumahnya,” tegas Rahma.
Hanya saja, sambung dia, keinginan untuk kembali berjualan di Luyo-Tutar belum direspon balik oleh pemerintah. Alasannya, lokasi tersebut dinilai melanggar oleh pemerintah.
“Saya dan pedagang yang ada disini tidak bermaksud menyinggung para pedagang yang ada di Panyingkul namun yang paling penting bagi kami aturan ini harus di jalankan dengan baik, adil dengan tegas,” pungkasnya. (Sudirman)
