MANDALIKA

  • Bagikan

Oleh: Ema Husain Sofyan

PERHELATAN MotoGP di Indonesia setelah 25 tahun begitu sukses, terlihat dari tiket sebanyak 60.000 yang disediakan ludes. Dampak ekonomi dikawasan Mandalika menggeliat. Semua hotel homestay penuh, banyak pencinta MotoGP yang menginap di rumah penduduk, dan ribuan layanan tenda juga ludes terhuni.

Sekalipun ada catatan yang mesti diperbaiki oleh penyelenggara. Seperti sarana dan pelayanan transportasi yang terhambat, kemacetan yang kerap terjadi menuju lokasi. Tapi catatan tersebut tertutupi dengan suksesnya penyelenggaraan MotoGP dengan segala pernak perniknya.

Misalkan untuk kali pertama motoGP mempertontonkan seorang wanita yang beraksi di tengah lebatnya hujan pada saat perlombaan motoGP akan dilangsungkan. Bahkan oficial dan pembalap sampai terheran-heran dan bahkan memparodikan aksi pawang hujan saat beraksi.

Tentu saja aksi pawang hujan tersebut sangat menghibur penonton dan peserta yang menyaksikannya. Dan lagi-lagi netizen Indonesia dengan berbagai ocehannya menanggapi aksi pawang hujan tersebut dengan beragam komentar, yang tentu saja menyikapinya dengan pro dan kontra.

Masyarakat Indonesia patut berbangga dan senang, mengingat Indonesia sudah mendapatkan kontrak selama 10 tahun dari Dorna Sports selaku promotor MotoGP, untuk menjadi tuan rumah MotoGP. Sehingga para pencinta MotoGP tidak perlu risau sebab balapan minggu kemarin bukanlah yang pertama dan terakhir.

Sebab hal tersebut adalah gerbang awal yang Indonesia tunjukkan pada dunia internasional jika Indonesia telah sejajar dengan negara besar lainnya.

Akhirnya Miguel Oliveira keluar sebagai pemenang MotoGP 20 Maret kemarin. Lagi-lagi Mandalika heboh dengan ucapan sang pemenang yang menyebut nama Risman, bell boy tempat sang juara menginap di Lombok.

Risman tiba-tiba ramai diperbincangkan di media sosial, dan Risman bukanlah siapa-siapa dalam perhelatan MotoGP di Mandalika, yang membuat harum nama bangsa Indonesia di dunia Internasional.

Yang jelas Risman adalah warga negara Indonesia yang menyentuh hati Miguel Oliveira yang merasa sangat diperhatikan pada saat menginap di Hotel tempat Risman bekerja.

Risman adalah duta Indonesia dalam menyambut dan melayani tamu asing yang berlomba di Mandalika. Banyak peristiwa tak terduga muncul dari seseorang yang tersentuh dari orang lain. Dan hal tersebut membuat nasibnya menjadi terangkat.

Mungkin kita juga pernah mengalami peristiwa semacam itu. Seorang juara di MotoGP mengajarkan kita bahwa menyapa dan berbagi itu tidak memandang kelas social, ekonomi bahkan agama dan suku bangsa.

Mandalika telah banyak menorehkan pelajaran berharga buat bangsa ini. Mari sejenak anak bangsa untuk melupakan kegaduhan dan riak politik yang ramai beberapa saat ini, baik itu soal isu penundaan pemilu, label Halal dan pernikahan beda agama serta hiruk pikuk politik lainnya.

Keberhasilan Indonesia dalam penyelenggaran MotoGP secara tidak langsung, negara kita telah dipromosikan oleh para pembalap dunia di akun media sosialnya. Dimana para pesohor tersebut memiliki fans yang luar biasa banyaknya. (**)

  • Bagikan

Exit mobile version