Uji Kartu Nakhoda Baru

  • Bagikan

“Untuk jangka awal kami konsolidasi internal dulu. Setelah itu memerintahkan kepada seluruh pengurus DPC untuk merapikan struktur karena akan menghadapi verifikasi administrasi dan faktual,” kata Amsal.

Setelah hal itu rampung, Amsal yang beru terpilih pekan lalu itu baru akan fokus membicarakan stategi dan taktik dalam pemenangan Pemilu 2024. “Kami juga akan memperkuat barisan dengan mencari tokoh potensial di kabupaten dan kota,” imbuh Amsal.

Adapun mengenai taget, Amsal mengaku tidak ingin sesumbar. Meski begitu, dia bertekad untuk mengembalikan tujuh kursi yang pernah diraih di DPRD Sulsel pada Pemilu 2009. Pada 2014, Hanura menempatkan enam kader di DPRD Sulsel. Pemilu 2019, tinggal menyisakan satu kursi.

“Jadi kami berupaya mengembalikan marwah Partai Hanura seperti semula,” imbuh pensiunan tentara ini.

Direktur Profetik Institute, Asratillah menilai ada tiga hal yang bisa digunakan sebagai parameter untuk mengukur kesiapan partai politik terutama nakhodanya. Pertama, kesiapan dalam hal infrastruktur politik, yakni perkembangan infiltrasi perekrutan keanggotaan parpol tertentu hingga sampai ke lapis masyarakat paling bawah.

Partai-partai pemenang pemilu seperti Golkar, PPP, PKS bisa dikata telah memiliki infrastruktur politik yang kokoh. Ini menyebabkan ketua-ketuanya secara otomatis ikut mendulang modal politik yang besar.

“Berbeda dengan parpol yg belum lolos PT dan mengalami konflik internal seperti Hanura, maka perlu kerja keras bagi sebagai partai ataupun ketuanya dalam membangun jejaring politik hingga ke tingkat bawah,” kata Asratillah.

Kedua, mobilisasi politik dan kesiapan infrastruktur dari parpol akan menentukan kesiapan kapasitas mesin politik parpol. Semakin solid infrastruktur dan jejaring politiknya, maka semakin besar pula daya dorong dan daya tarik mesin politiknya.

  • Bagikan

Exit mobile version