RAKYATSULSEL – Pemerintah China pada Kamis (24/3) menjadi ‘sasaran’ dari 30 kepala negara yang tergabung dalam NATO. Mereka meminta China agar tidak mendukung upaya perang Rusia di Ukraina.
Aliansi militer yang dimotori AS itu juga menyarankan Beijing agar tidak mencoba membantu Moskow menghindari sanksi Barat.
Menyusul KTT Luar Biasa NATO di Brussel pada Kamis (24/3), yang dikhususkan untuk serangan militer Rusia terhadap Ukraina, aliansi tersebut mengeluarkan pernyataan yang berisi kritik tajam terhadap Moskow sekaligus peringatan ke Beijing.
“Kami menyerukan semua negara, termasuk Republik Rakyat China (RRC) untuk tidak mendukung upaya perang Rusia dengan cara apa pun, dan menahan diri dari tindakan apa pun yang membantu Rusia menghindari sanksi,” bunyi dokumen tersebut, seperti dikutip dari RT.
Pernyataan NATO selanjutnya mengungkapkan keprihatinan atas komentar publik pejabat RRC terkait konflik Rusia-Ukraina, mendesak China untuk berhenti memperkuat narasi palsu Kremlin, khususnya tentang perang dan NATO.
Pernyataan itu menyerukan kepada Presiden Vladimir Putin untuk segera menghentikan perang dan menarik pasukan militer dari Ukraina, serta memberikan akses kemanusiaan yang cepat, aman, dan tanpa hambatan serta perjalanan yang aman bagi warga sipil.
“Kampanye militer Kremlin di Ukraina menimbulkan ancaman terbesar bagi keamanan Euro-Atlantik dalam beberapa dasawarsa,” kata para pemimpin NATO.
Dalam pernyataannya NATO juga menuduh pasukan Rusia melakukan serangan menghancurkan terhadap warga sipil, termasuk wanita, anak-anak, sesuatu yang telah dibantah keras oleh Moskow selama ini. (RMOL)