Banyak Parpol yang membuka diri dan siap untuk menerima IAS itu hal yang wajar, karena IAS bukan politisi baru. Apalagi IAS salah satu tokoh politik. “Posisi Pak IAS sangat seksi untuk semua partai politik. Jadi tidak salah semua partai menawarkan itu. Apalagi Pak IAS masih diinginkan banyak orang,” ujarnya.
Menurut dia, sikap IAS akan masih bertahan bersama dengan Demokrat atau memilih partai lain yang saat ini sudah menawarkan. “Pak IAS akan berhitung-hitung partai mana yang cocok dengan dirinya,” ucapnya.
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto mengatakan walau IAS sudah mulai memberikan respons tapi saat ini harus ditunggu sikap sesungguhnya. “Meski sudah merespon, tapi kita masih menunggu langkah politik Pak IAS selanjutnya. Termasuk Ketua-ketua DPC pendukungnya,” katanya.
“Mungkin juga mereka akan mengambil sikap yang tidak sesuai harapan DPP. Seperti mundur atau berpindah partai. Hal yg biasa saja dalam praktik tata kelola partai politik yg berbasis followership (kepengikutan),” ujarnya.
Kalaupun IAS berpindah partai, posisinya tidak akan langsung menjadi elit utama partai. “IAS perlu mempertimbangkan masa transisi seperti itu,” lanjutnya. (*)