MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Dalam Dunia Era Society 5.0 semua elemen dituntut untuk bergerak cepat. Sehingga, adaptif, inovatif dan kolaboratif menjadi kunci. Ini semua wajib dilakukan dalam gerakan yang cepat atau Speed Up.
Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI Prof. Mansyur Ramli menilai, untuk tetap bisa melakukan semua itu perguruan tinggi harus menerapkan metode Speed Up Competition. Jika tidak membiasakan diri pada sistem Speed Up Competition pegruruan tinggi akan tergerus dan bisa saja Collape.
Hal ini diungkapkan oleh Prof Masyur Ramli saat memberikan sambutan pada acara Launching Milad ke-68 UMI yang dipusatkan di Auditorium Aljibra, Kampus II Umi, Jalan Urip Sumohardjo, Jumat (1/4).
“Sekarang ini zamannya Speed Up Competition yakni bersaing dalam kecepatan jika tidak cepat akan jadi perguruan tinggi purbakala yang tinggal hanya namannya. Sehingga bekerjasama dalam memajukan dengan kecepata itu adalah solusinya,” kata Prof Mansyur Ramli.
Dalam Speed Up Competition, mantan Ketua BAN-PT itu mengungkapkan, terdapat tiga prinsip utama yang harus dilakukan dalam praktek hariannya.
“Pertama, cepat melihat peluang. Ke dua cepat memgambil keputusan. Dan ketiga cepat mengambil tindakan. Ini untuk mengantisipasi lingkungan yang cepat berubah,” ujar kata Guru Besar Fakultas ekonomi dan Bisnis (FEB) UMI itu.
Terpantau, launching Milad ke-68 UMI ini dirangkaikan dengan Launching 4th International Conference on Halal, Policy, culture and sustainable issues.
Pembukaan secara resmi dua pusat studi UMI yakni pertama Kependidikan dan Mirgan UMI lalu Konstitusi dan Kepemerintahan UMI. Kemudian, penandatanganan kerjasama antara UMI dan mitra. (*)