Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud dan An-Nasa’i dikatakan bahwa Allah SWT tidak akan menerima amal perbuatan kecuali yang dilakukan dengan ikhlas.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan, kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridho-Nya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i).
Dalam surat Ghafir : 14
فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Artinya: “Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.
Dosen Fakultas Sastra UMI juga mengangkat kisah Seorang sahabat Anshar menjadi imam di Masjid Quba’.
Setiap kali usai membaca Surah Al-Fâtihah, ia membaca Surah Al Ikhlas, lalu dilanjutkan dengan surah yang lain.
Hal tersebut ia lakukan pada setiap rakaat. Tentu saja sebagian sahabat heran dengan kebiasaannya ini. Sebagian mereka meminta sang imam agar ia membaca surah yang berbeda, bukan hanya Surah Al Ikhlas.
Namun,tetap saja ia bersikukuh dengan kebiasaannya itu. Maka, ketika suatu hari Rasulullah Saw. datang di daerah itu, para sahabat menceritakan kebiasaan imam masjid itu.
Rasulullah Saw.pun memanggilnya dan bertanya, “Hai Fulan, mengapa kau tidak mengindahkan permintaan kawan-kawanmu. Apa yang membuatmu selalu ingin membaca Surah Al Ikhlas?” Laki-laki itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku sangat mencintai surah ini.”
Kemudian lalu Rasulullah menjawab,“Sungguh, dengan mencintainya, pasti Allah memasukkanmu ke surga.
Yang menarik, saya dalam waktu di suatu masjid sy menemukan bahwa imamnya juga senang membaca q.s Al ikhlas. Lalu ditanya kenapa selalu ayat itu ternyata jawabannya karena Al ikhlas surat pendek mudah dihapal. Lebih cepat.
“Akhirnya mari kita memotivasi diri kita untuk melaksanakan segala aktivitas sebagai wujud ibadah kepada Allah dengan ikhlas,” katanya. (*)