Aksi 11 April, 33 Lembaga Mahasiswa dan Pemuda Jeneponto Tolak Penundaan Pemilu

  • Bagikan

JENEPONTO, RAKYATSULSEL – Ratusan massa dari aliansi mahasiswa dan pemuda Jeneponto menggelar aksi demonstrasi di Kantor DPRD Jeneponto, Senin (11/4). Mereka tergabung 33 lembaga yang ada di Kabupaten Jeneponto.

Berdasarkan pantauan, demo tersebut diwarnai bakar ban dan membawa spanduk, serta bendera organisasi. Para demonstran bergantian berorasi menyuarakan tuntutan mundur terhadap Joko Widodo sebagai Presiden. Tak hanya itu, aksi itu juga menolak wacana penambahan masa jabatan presiden tiga periode.

“Kami penolakan terhadap rencana penundaan pemilihan umum (Pemilu) 2024,” ujar mahasiswa saat berorasi.

Kata dia, hal ini merupakan salah satu tindakan yang melanggar konstitusi, Presiden dan Wakil Presiden hanya menjabat dua periode saja. Namun, kelompok- kelompok dalam lingkaran menyusun persekongkolan, termasuk untuk menunda Pemilu.

“Ini mencederai konstitusi kita, belum lagi kondisi ekonomi bangsa yang terpuruk, harga BBM dan minyak goreng yang melambung naik,” sahutnya dalam orasinya di depan Gedung DPRD Jeneponto.

Aksi demonstrasi 33 lembaga mahasiswa dan pemuda Jeneponto ini dikawal ketat oleh pihak keamanan dari Polres Jeneponto, Kodim 1425 Jeneponto dan Satpol PP Pemkab Jeneponto.

Sementara itu, perwakilan Anggota DPRD Jeneponto nampak hadir menerima para demonstran di depan pintu masuk area kantor DPRD. Di antaranya Ketua DPRD Jeneponto Arifuddin dan Wakil Ketua DPRD Imam Taufiq.

Wakil Ketua DPRD Imam Taufiq mengatakan, aksi yang dilakukan ini tidak lain untuk rakyat dan anggota DPRD bagiam dari masyarakat.

“Tidak ada alasan di DPRD untuk tidak mendukung rakyat, tidak ada alasan juga untuk menunda Pemilu, kami mendukung untuk menolak perpanjangan masa jabatan atau priode presiden dan wakil presiden,” kata Imam Taufiq.

Setelah ditemui dan didukung oleh Anggota DPRD Jeneponto, para demonstran pun akhirnya membubarkan diri dengan tertib, tanpa diwarnai aksi keributan. (Zadli)

  • Bagikan