MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sulawesi Selatan menggelar Bincang-bincang Santai secara virtual via Zoom Telekonferens, bersama tiga pembicara. Ahad (17/4/2022).
Pertama Ashabul Kahfi selaku Ketua IKA IPM Sulsel dan juga merupakan Anggota DPR RI, kedua Zulfikar Ahmad selaku Sekjend PP Pemuda Muhammadiyah yang juga merupakan Ketum PW IPM Sulsel periode 2008-2010, dan terakhir Furqan Ramli sebagai Sekjend PP IPM periode 2018-2020, sekaligus merupakan Sekum PW IPM Sulsel periode 2016-2018.
Muhammad Fepi, selaku Ketua Umum PW IPM Sulsel dalam pengantarnya, menyampaikan momentum bincang-bincang santai tersebut diharapkan sebagai penguat hubungan antar Alumni dan Pengurus.
"Bincang-bincang santai ini bagian dari rangkaian agenda pleno satu PW IPM Sulsel, meminta arahan dan saran para pembicara sesuai perspektif selaku representatif alumni, terhadap gerakan IPM kedepan," tuturnya.
Sedangkan, Furqan Ramli, menyampaikan IPM Sulsel periode sekarang harus mulai bergerak dan mengkonsep paradigma dan Sistem Perkaderan IPM baru.
"Paradigma gerakan baru perlu di fikirkan, begitupun sistem perkaderan, IPM Sulsel tentu dari dulu pasti aktif dalam segala pergerakan dan itu harus di pertahankan," ujarnya.
Selain itu, Zulfikar Ahmad, mengingatkan bahwa aktivis IPM memiliki fase krisis.
"Fase Krisis aktivis IPM itu, yakni fase krisis akademik, fase krisis karir dan fase krisis pasangan hidup, itu perlu di fikirkan, tentu kita harus terasa kebermanfaatannya untuk masyarakat," ucapnya.
Terakhir, Ashabul Kahfi, mengatakan, para alumni itu melalui sebuah proses yang panjang dalam pencapaiannya.
"IPM telah memberikan kontribusi yang besar kepada bangsa terkhusus kepada persyarikatan, alumni dan pengurus IPM harus memiliki hubungan yang kuat. Dan kader IPM harus menguatkan regenerasinya dengan poin berilmu, berakhlak dan terampil dalam menghadapi era globalisasi," jelasnya.