Lebih lanjut dia, capaian positif juga dicatatkan dari Dana Pihak Ketiga (DPK) 2021 secara keseluruhan, dimana realisasinya mencapai 103 persen dengan dengan nilai Rp18,6 triliun. Dibandingkan tahun lalu, DPK tumbuh sekitar 15 persen.
Menurut Rosmala, pertumbuhan giro tampak tidak terlalu besar untuk tahun ini. Alasannya kata dia, sebab di tengah pandemi pemerintah banyak merecofusing anggaran sehingga tidak tersimpan di bank.
Dari situ, total aset Bank Sulselbar tumbuh sebesar 11,9 persen year on year. Total aset bank Sulselbar terealisasi mencapai Rp27,7 triliun per 31 Desember 2021, melebihi dari target Rp27,4 triliun.
Selain itu, loan to deposit ratio (LDR) bank besar Sulselbar tetap berada pada level yang sehat dan menunjukkan likuiditas yang cukup tinggi. Sedangkan terkait kredit bermasalah non performing loan (NPL), Bank Sulselbar tetap mampu menekan di level 0,92 persen.
Terpisah, Plt Direktur Utama PT Bank Sulselbar, Yulis Suandi menyebut, fungsi intermediasi di Bank Sulselbar ini meurapakan ketiga terendah dari BPD se-Indonesia.
"Mempertahankan NPL ada tiga upaya yang dilakukan, tentu yang utama adalah kulitas SDM di bidang kredit, bisnis proses kredit bagaimana pemcairan kredit dan analisa kredit berjalan meningkatkan pencegahan resiko," ujar Yulis.
"Tahun 2021 kami sudah menambah struktur organisasi antara kredit, ada penambahan satu direktur sehingga penyaluran kredit lebih fokus dan lebih baik," imbuhnya. (*)