MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan yang tertinggi di Indonesia pada tahun 2021. Angkanya mencapai 100 persen dari target yang diberikan atau mengalami kenaikan 25 persen dari tahun sebelumnya.
Meskipun sudah mencapai target, Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina, tetap meminta agar Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel menggencarkan sosialisasi pentingnya imunisasi.
Pasalnya, salah satu penyebab rendahnya cakupan imunisasi adalah ketidaktahuan orangtua mengenai manfaat imunisasi secara detail.
"Kita ketahui, imunisasi untuk membangun kekebalan tubuh. Kenapa cakupan imunisasi rendah? Karena orangtua tidak mengetahui apa manfaat imunisasi secara detail, sehingga harus disosialisasikan," kata Naoemi, saat membuka secara resmi Puncak Perayaan Pekan Imunisasi Dunia Provinsi Sulsel, di Pelataran Rumah Jabatan Gubernur, Kamis, 21 April 2022.
Penyebab lainnya, lanjut Naoemi, adalah kurangnya pengetahuan orangtua tentang kehalalan imunisasi, serta jadwal tepat kapan anaknya harus diimunisasi. Kemudian imunisasi anak sekolah, usia berapa harus diimunisasi. Sebagian besar orangtua juga tidak mengetahui imunisasi apa saja yang gratis dan rumah sakit mana saja yang sudah kerjasama dengan pemerintah.
"Kami mengapresiasi karena sekarang sudah melibatkan PKK. Karena itu, selain sosialisasi, kami akan mendorong Ketua PKK di desa untuk memonitor pelaksanaan imunisasi," jelasnya.
Ia menambahkan, imunisasi yang harus menjadi perhatian bersama adalah Campak dan Rubella. Karena, penyakit ini bukan hanya menimpa anak-anak, tapi bisa juga menular ke ibu hamil dan membahayakan janin.
"Monitor ibu-ibu hamil yang ada supaya kita bisa pantau bagaimana pemenuhan gizinya. Dan saya mengajak semua bersinergi. Pemerintah tidak akan bisa bergerak sendiri tanpa bantuan masyarakat. Semoga kita semua bisa ambil bagian dalam membebaskan anak-anak kita dari berbagai jenis penyakit. Jangan takut anak ta diimunisasi," pungkasnya.
Sementara, Kepala Kantor UNICEF Makassar, Hengky Wijaya, mengatakan, pada tahun 2020, imunisasi mengalami penurunan sejak pandemi. Namun, sejak tahun 2021, jumlah anak yang sudah diimunisasi, Sulsel yang paling tinggi di indonesia. Ini menunjukkan bagaimana seriusnya pemerintah, dan peran PKK sangat penting, terutama pelaksanaan imunisasi anak.
"Kami sejak tahun lalu mencanangkan Bulan Imunisasi Anak Sekolah dan berjalan lancar. Tahun ini, kami memberikan dukungan untuk imunisasi, dan kami harap ada keterlibatan langsung PKK di semua level," kata Hengky.
Ia menjelaskan, tercatat 26 jenis penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi. Termasuk kematian anak dibawah usia tiga tahun, dimana di beberapa wilayah di Indonesia cukup tinggi.
"Ayo kita sama-sama bergerak meningkatkan cakupan imunisasi di Sulsel," imbaunya.
Dalam kesempatan tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Bachtiar Baso, mengatakan, pihaknya sudah melihat bagaimana peran PKK dalam meningkatkan angka vaksinasi Covid 19. Mereka melakukan sosialisasi hingga ke tingkat desa. Karena itu, pihaknya juga berharap PKK turut ambil bagian dalam meningkatkan cakupan imunisasi di Sulsel.
"Begitu banyak peran strategis PKK. Karena itu, kami telah melakukan kajian untuk mengukuhkan Ketua PKK Sulsel menjadi Bunda Imunisasi. Kami lakukan kajian untuk disampaikan kepada Kemendagri dan Kemenkes," imbuhnya.
Kegiatan ini turut dirangkaikan dengan Lomba Menggambar untuk Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar. (*)