"Jadi guru sebelum mengajar mengidentifikasi dulu seluruh siswa bagaimana kemampuan kognisi dan non-kognisinya, sehingga saat memberikan materi itu tidak seragam tapi berdiferensiasi," tukas Kaswadi, Rabu (27/4).
Melalui kegiatan ini, pihak sekolah memberikan pelatihan kepada guru-guru khususnya kelas tujuh untuk meningkatkan kompetensi dalam merancang diferensiasi pembelajaran.
"Setelah didiagnosa akan kelihatan nanti mana anak yang cerdas cepat, sedang, dan lamban. Inilah nanti yang akan difasilitasi oleh guru dalam proses pembelajaran," ungkapnya.
Untuk bisa mengetahui kemampuan para siswa, lanjut dia, para guru tidak langsung memulai pembelajaran. Guru butuh waktu kurang lebih sepekan untuk melakukan observasi.
"Seperti halnya seorang dokter, mengobseravasi anak-anak, melakukan tes, wawancara, dan apa saja yang berkaitan dengan anak itu kita identifikasi sehingga pada saat mengajar tidak bingung," pungkasnya. (*)