BANTAENG, RAKYATSULSEL - Penyakit Hepatitis Akut yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit misterius ini beberapa waktu yang lalu.
Kementerian Kesehatan sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng, dr Andi Ihsan melaksanakan briefing bersama tim dan menguraikan berbagai langkah antisipatif.
Pertama, memantau dan melaporkan kasus sindrom jaundice akut pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) oleh Tim Gerak Cepat di 13 Puskesmas se-Kabupaten Bantaeng.
"Kedua, nemberikan Komunikasi, Innformasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat dan mengupayakan pencegahannya melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," katanya.
Ketiga, menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan terdekat apabila mengalami sindroma jaundice. Sindroma jaundice ditandai dengan kulit dan sklera ikterik atau kuning, dan urin berwarna gelap dan timbul mendadak.
"Keempat, membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor terutama Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng," kata dia.
Kelima, menyusun Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng tentang Pembentukan Tim Pencegahan dan Penanggulangan Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiolloginya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology).
“Hari ini kita telah melaksanakan briefing bersama tim terkait pencegahan dan pengendalian penyakit Hepatitis akut ini, kemudian segera seluruh tim bekerja dalam mengantisipasi kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui penyebabnya ini,” tambah Ihsan.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian (P2), dr Armansyah menyampaikan bahwa saat ini belum ada kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Kabupaten Bantaeng.
“Alhamdulillah saat ini belum ada Kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui penyebabnya di Kabupaten Bantaeng,” tutur Arman.
Meskipun belum ada kasus, menurut Ketua ASDOKI Wilayah Sulawesi ini, Dinas Kesehatan Bantaeng tetap melakukan aktivitas pencegahan dan pengendalian penyakit melalui tim yang telah dibentuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng
“Tim pencegahan dan pengendalian penyakit hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya ini melakukan berbagai aktivitas antara lain Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Hepatitis Akut, edukasi penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan penguatan protokol kesehatan, memeriksa sampel depot air minum, pemeriksaan sampel makanan terhadap penjaja makanan, serta memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait," jelas Arman. (Jet)