PAREPARE, RAKSUL – Fenomena Hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya, menjadi sorotan dunia setelah WHO menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 15 April 2022.
Kemenkes RI juga sudah mengeluarkan surat dengan Nomor PM.03.02/C/2537/2022 yang menjelaskan tentang Kewaspadaan Terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui penyebabnya (Acute Hepatitis of Unknown Etiology). Awal mulanya, penyakit tersebut diduga menjadi alasan kematian 3 anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang telah dirawat selama 2 minggu per 30 April 2022.
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) pun cukup khawatir terhadap penyakit tersebut. Bahkan meminta sekolah untuk mengedarkan surat kewaspadaan Hepatitis Akut pada anak.
Di Parepare sendiri, Wali Kota Taufan Pawe meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk menindak lanjuti hal itu dengan berkoordinasi dengan kepala kepala sekolah naungan Pemkot Parepare agar mengedarkan kewaspadaan terhadap Hepatitis Akut.
“Perihal munculnya kasus hepatitis misterius yang menyerang anak, ini patut menjadi perhatian serius. Jangan sampai berubah menjadi pandemi terhadap anak,” ucap Taufan. (11/5/2022)
Wali Kota Parepare dua periode ini pun menginstruksikan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan RSUD Andi Makkasau Parepare untuk menggencarkan informasi kepada publik terkait gejala awal Hepatitis Akut.
“Hepatitis akut misterius banyak menyerang anak usia di bawah 13 tahun. Artinya pada usia tersebut masih mengenyam pendidikan di sekolah tingkat SD dan SMP,” jelas Taufan.
Pencegahan kasus hepatitis akut anak ini, lanjut Taufan hendaknya menjadi perhatian lebih, khususnya bagi anak usia Play Group (Day Care), PAUD/TK, dan SD. Harus menjadi kesadaran kolektif, khususnya bagi guru, siswa, dan orang tua.
“Mari bersama sama menjaga kebersihan dan tetap patuh Protokol Kesehatan agar anak anak kita semua terhindar dari penyakit Hepatitis Akut ini,” tandas Ketua DPD I Golkar Sulsel ini.
Diketahui Menurut Kemenkes, gejala awal Hepatitis akut misterius adalah gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, diare berat, demam ringan.
Gejala bisa lanjut dengan Air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB putih pucat, kulit dan mata kuning, gangguan pembekuan darah, kejang, penurunan kesadaran. (*)