Namun begitu, menurut Ayu, semua infrastruktur transportasi ramah lingkungan harus berkesinambungan. Tak hanya menyediakan kendaraan listrik, tapi juga infrastruktur pendukung lainnya, seperti pengisian ulang daya listrik. Pernyataan Ayu juga diperkuat Fabby. Kata dia, infrastruktur pengisian kendaraan listrik dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kendaraan listrik, walaupun saat ini realisasi pengembangannya masih jauh dari target yang telah ditentukan.
Fabby menjelaskan, realisasi stasiun pengisian ulang baterai SPKLU dan penggantian baterai atau SPBKLU hanya mencapai, masing-masing 47% dan 9%, dibandingkan peta jalan yang telah dibuat kementerian ESDM pada tahun 2021. Padahal, dia yakin, infrastruktur pengisian kendaraan listrik yang terwujud dengan baik dapat membantu mengurangi range anxiety dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kendaraan listrik.
Ayu sendiri mengapresiasi apa yang telah dilakukan salah satu aplikasidi Indonesia, yakni Gojek. Menurutnya, walaupun UU Transportasi belum memasukkan aplikasi seperti Gojek sebagai moda angkutan umum, namun model ride-sharing ini bisa diandalkan untuk menurunkan emisi CO2 secara berkelanjutan. Salah satunya dengan mendukung penggunaan kendaraan listrik dan menyediakan integrasi end to end. Hal ini akan terbukti memiliki dampak yang lebih signifikan terhadap lingkungan.
Menanggapi hal ini, Vice President Corporate Affairs Gojek, Teuku Parvinanda mengungkapkan bahwa Gojek sejak tahun lalu sudah memiliki komitmen untuk mewujudkan Nol Emisi Karbon (Zero Emissions) pada tahun 2030 sebagai bagian dari keseriusan kami untuk mencapai target Tiga Nol (Three Zeroes) pada tahun yang sama - yaitu Nol Emisi Karbon, Nol Sampah (Zero Waste), dan Nol Hambatan (Zero Barries) . Masing-masing mencakup masalah mendesak terkait dengan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola sehingga telah menjadi fokus Gojek dan faktor pendorong perusahaan untuk memberikan upaya terbaik dalam segala hal yang dilakukan.
"Ramah Lingkungan juga merupakan isu yang relevan dan perlu menjadi perhatian serta prioritas kita bersama. Niat untuk memberikan yang terbaik bagi para pihak dalam ekosistem kami sudah ada sejak awal, dengan mengatasi tantangan nyata yang dihadapi warga Indonesia setiap harinya, karena itu kami hadirkan beragam inovasi mulai dari kehadiran fitur GoGreener pada aplikasi kami, uji coba kendaraan listrik, hingga GoTransit," papar pria yang kerap disapa Andri itu.
Selain itu Gojek pun mempercepat proses transisi menuju kendaraan listrik (EV) di Indonesia dengan melakukan uji coba 500 unit EV roda dua di Jakarta Selatan. Guna menjawab tantangan infrastruktur kendaraan listrik, Gojek berkolaborasi dengan Pertamina untuk menyediakan stasiun penukaran baterai, di tujuh (7) pompa bensin Pertamina di Jakarta Selatan. Dengan demikian, mitra driver Gojek bisa mencoba motor listrik dengan keuntungan operasional yang lebih murah dibandingkan dengan motor konvensional.
"Di akhir tahun 2021, Gojek berkolaborasi dengan TBS Energi Utama telah membentuk Electrum untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Kemudian di Februari 2022, komitmen ini kami perkuat lagi bersama beberapa pihak, yaitu Pertamina, Gesits, Gogoro serta menghadirkan layanan GoRide elektrik. Sehingga, selain menghadirkan moda transportasi ramah lingkungan, kami pun memastikan kemudahan akses bagi konsumen dan juga mitra kami," papar Andri.
Program hijau lainnya yang dilakukan Gojek adalah fitur GoGreener yang mengajak konsumen 'menanam pohon' sambil jalan naik GoRide dan GoCar, sebagai bagian dari kontribusi individu untuk menyerap jejak karbon. Sejak fitur ini diluncurkan, Gojek bersama konsumennya telah berhasil mengumpulkan, menanam ataupun mengadopsi 5.000 lebih pohon di 13 lokasi berbeda melalui fitur GoGreener Serap Jejak Karbon (GoGreener Carbon Offset).
Pada bulan April 2022, Gojek meluncurkan secara resmi fitur Pohon Kolektif GoGreener yang mendorong konsumen sambil jalan bisa tanam pohon, hanya dengan menambahkan biaya Rp1.000 - Rp2.000. Sebagai langkah awal peluncuran fitur ini, Gojek kembali menanam 1.000 bibit pohon di Demak Jawa Tengah, dan setiap tiga (3) bulan, pohon yang berhasil dikumpulkan konsumen akan ditanam di lokasi tersebut serta lokasi-lokasi lainnya.
"Kurang dari satu bulan telah terdapat lebih dari 100.000 pengguna yang mengaktifkan fitur Pohon Kolektif GoGreener," papar Andri.