Termasuk menyelematkan ibu dan adiknya yang juga berada di atas kapal itu. Dalam kondisi panik, Irwan mengaku menyuruh ibu dan adiknya untuk melompat dari atas kapal sembari memberikan jirigen untuk dijadikan pelampung.
"Saya kasi ibu sama adik saya jirigen satu orang satu. Saya juga masih sempat bantu penumpang lainnya memberikan gabus untuk dipakai mengapung pengganti pelampung," ucapnya.
Setelah memastikan ibu dan adiknya sudah aman dengan pelampung yang digunakan, ia pun menyusul melompat dari atas kapal untuk menjangkau pelampung yang digunakan keduanya.
"Saat saya lihat jarak saya mulai jauh dari ibu dan adik saya, saya juga melompat, karena takutnya saya terpisah dari mereka, karena ombak setinggi 3 meter itu, bisa membuat kita semakin jauh dan terpisah," tutur Irwan menceritakan kejadian nahas itu.
Irwan mengatakan, dirinya selamat berkat triplek yang dibawahnya, dirakit dengan cara diikatkan pada jerigen. Di atas itulah dirinya bersama ibu dan adiknya, serta penumpang lainnya yang berjumlah 7 orang berlindung hingga diselamatkan Kapal Tugboat asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang hendak menuju Morowali.
"Kapal yang selamat kan kami yang berjumlah 10 orang adalah kapal tugboat asal Banjarmasin Kalimantan Selatan," ujarnya.
Dalam kondisi itu, Irwan juga mengaku tak bisa menyelamatkan semua penumpang mengingat kemampuannya terbatas dan mulai kelelahan akibat berenang ditengah besarnya hantaman ombak. (Isak)