MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai politik (parpol) memiliki peran sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah. juga sebagai sarana sosialiasi politik kepada masyarakat.
Namun, faktanya jargon ini jau panggang dari api. Belakangan ini beberapa elit parpol saling membenturkan kepentingan.
Ketua DPP PKB Sulsel, Azhar Arsyad menilai saat ini Parpol alami turbulensi, banyak sesama elit partai yang mengalami gejolak semisal beda kepentingan yang berujung konflik.
"Sungguh saya pernah bahagia melihat partai tetangga mengalami turbulensi, karena ini akan memperkuat stigma buruk terhadap parpol dan sekaligus parpol dianggap gagal kaderisasi," kata Azhar, Senin (30/5/2022).
Ia menyebutkan masyarakat akan berpandangan buruk ke parpol karena selalu ada konflik. Baik di internal maupul sesama elit parpol satu sama lainya.
Hal ini dikatakan elit parpol tidak memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga terkesan memelihara konflik dan persaingan tidak sehat.
"Berlaku umum termasuk PKB, dimanamika parpol memang hal biasa. Tapi, kalau berujung konflik hasil tidak sehat. Secara bersamaan masyarakat menilai hal buruk, karena konflik merebut kekuasaan. Dampak umum ke semua partai bukan hanya partai tertentu," tuturnya.
Kendati demikian, anggota DPRD Sulsel itu enggan menyebutkan parpol mana disinggung. Lanjut dia secara umum termasuk internal PKB juga butuh metode pengkaderan agar melahirkan kaderisasi yang baik.
"Soal rekaderirasi dan rekrutmen memang perlu ditingkatkan. Menyerang personal menyerang orang maka parpol belum maksimal merekrut kader secara baik," katanya.
"Sebagai solusi solusi konflik harus diselesaikan dengan bijak. Berpisah karena pilihan sadar, bukan persoanal. Parpol tak boleh ada stigmatisasi konflik," sambung Azhar.
Ditambahkan, kondisi saat ini sebagai upaya menyadarkan elit parpol maka metode Candradimuka yang merupakan suatu tempat untuk penggemblengan diri pribadi agar menjadi orang yang memiliki karkater pribadi yang kuat, terlatih dan tangkas.
"Jadi semua partai perlu Candradimuka. Karena semua partai begitu alamai dinamika. Padahal parpol tugasnya melatih pemimpin. Mentrasformasi. Bagaimana kita gonto-gontokan, maka masyarakat menilai lain-lain," pungkasnya.