"Kami target pada periode pertama saya minimal 1 desa 1 penghapal Quran. Periode kedua saya target berubah di RPJMD yaitu 1 rumah ibadah 1 penghapal Quran dan sejak tahun 2017 sudah menjamur pondok-pondok pesantren untuk penghapal Quran," bebernya.
Sehingga, dia meminta orang tua atau wali jadi tugas bersama adalah menjaga hapalan para santri. Ponpes bisa menyiapkan waktu untuk mengevaluasi bacaan-bacaan pasca lulus.
"Menghapal Quran itu tidak menganggu atau menghalangi kita untuk berprestasi dibidang yang lain. Untuk orang tua pasti kita bangga anak kita karena tammat hapalannya, jadi jaga baik-baik hapalan anak kita jangan sampai tammat tapi kebahagiaan dan kebanggaan kita hanya berhenti hari itu," paparnya.
Menurut Indah, setiap orang tua ingin keluarganya mendapat mahkota di akhirat dan itu hanya target jangka pendek. Sebab, jangka panjang yakni bacaan mereka bisa bermanfaat dan bisa dipahami.
"Karena sebaik-baik orang membaca Alquran adalah yang paham dan mengamalkannya," ujarnya. (*)