Hanya saja, kata dia, di kondisi saat ini kebijakan menaikkan tarif dinilai belum pas. Pasalnya, dunia usaha masih dalam masa pemulihan ekonomi, dimana sejak 2 tahun belakang dunia dilanda pandemi Covid-19.
"Hanya mungkin momentnya aja, karena tahun ini suasana dunia usaha itu masih berkabung, karena 2 tahun terakhir kita mengalami pandemi dan endemi sudah mulai recovery. Nah kalau orang sakit dibebani, kan bisa sempoyongan, kurang lebih seperti itu," terangnya.
Lebih jauh, La Tunreng menyebut energi listrik merupakan salah satu industri utama dimana listrik dekat dengan kehidupan sehari Sehingga, jika ada kenaikan tarif sekecil apapun itu pasti akan berdampak.
"Industri ini kan tulang punggung. Tidak ada sekarang, apalagi berbicara IT, tidak ada kegiatan dan langkah langkah yang tidak bersentuhan dengan listrik. Sehingga listrik ini merupakan tulang punggung yang kalau itu terganggu, kenaikan itu akan menambah terhadap penambahan biaya produksi. Apalagi di industri besar. Naik 5 rupiah saja itu dampaknya bisa jutaan," tuturnya.
Sehingga, Dirinya berharap pemerintah mempertimbangan kebijakan yang akan dikeluarkannya dengan melihat kondisi yang ada saat ini.