DPRD Parepare Kawal Warga Lumpue Agar Tak Lagi Krisis Air

  • Bagikan

PAREPARE, RAKSUL - Pengoptimalan pelayanan air bersih di wilayah yang kesulitan air bersih menjadi salah satu prioritas Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PAM) Tirta Karajae Kota Parepare. Salah satunya di wilayah Jillange, Kelurahan Lumpue, Kecamatan Bacukiki Barat, Parepare, yang selama ini mengandalkan program PANSIMAS.

Dalam pertemuan dengan warga RW 6/RT 1 Jillange, Lumpue, yang difasilitasi Komisi III DPRD Parepare, Senin, 13 Juni 2022, Manajemen PAM Tirta Karajae memberikan opsi solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk pelayanan air bersih warga setempat.

Opsi jangka pendek adalah pemenuhan air bersih 5 tangki sehari bagi masyarakat setempat, dan solusi jangka panjang pengusulan hibah.

Wakil Ketua DPRD Parepare, M Rahmat Sjamsu Alam yang hadir dalam pertemuan itu siap mengawal opsi solusi bagi masyarakat sampai terealisasi. "Saya akan mengawal usulan ini sampai teralisasi," kata Rahmat.

Direktur PAM Tirta Karajae Parepare, Andi Firdaus Djollong, bersama jajaran, Anggota Komisi III DPRD Parepare, Kamaluddin Kadir, Anggota Komisi I DPRD Parepare yang berasal dari Dapil Bacukiki/Bacukiki Barat Muh Yusuf Lapanna, Camat Bacukiki Barat Fitriany, Lurah Lumpue, dan Polsek Bacukiki sebelumnya sudah mengunjungi fasilitas PAMSIMAS yaitu Platform Pembangunan Air Minum dan Sanitasi Pedesaan Berbasis Masyarakat di wilayah ini.

Saat itu, Andi Firdaus Djollong menawarkan solusi penanganan jangka pendek dan jangka panjang termasuk pengelolaan PAMSIMAS oleh PAM Tirta Karajae jika diizinkan.

“Solusi jangka pendek adalah mengirim mobil tangki PAM Tirta Karajae untuk menyuplai air bersih kepada warga setempat, yang dijadwalkan setiap pukul 08.00 pagi. Dan solusi jangka pendek kedua melakukan perbaikan pompa yang mengalami kerusakan tetapi terkendala karena biaya yang cukup besar,” ungkap Andi Firdaus.

Sementara untuk solusi jangka panjang, Andi Firdaus menawarkan agar pengelolaan PAMSIMAS di wilayah itu dikendalikan oleh PAM Tirta Karajae, jika diberi izin dan dibolehkan. Solusi lainnya mengajak masyarakat setempat untuk melakukan sambungan baru sehingga air yang dinikmati langsung berasal dari Reservoir Ladoma.

“Reservoir Ladoma ini sudah dipastikan kebersihannya dan sangat layak dipakai untuk kehidupan sehari-hari,” ujar Andi Firdaus.

Solusi jangka panjang lainnya, Andi Firdaus mengungkapkan, ada program Pemerintah Pusat yaitu Hibah Air Minum yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR yang seharusnya PAM Tirta Karajae bisa mengakses tetapi terkendala oleh anggaran belum mencukupi. (*)

  • Bagikan