MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kesempatan Ilham Arief Sirajuddin (IAS) menghadap ke Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto, pada Rabu malam (15/6/2022) menunjukkan tingginya penerimaan elite DPP kepada mantan Wali Kota Makassar dua periode itu.
Apalagi, terungkap bahwa pertemuan itu ternyata diinisiasi oleh sejumlah elite DPP Golkar asal Sulsel. Mereka yang menggawangi pertemuan itu antara lain Wakil Ketua Umum DPP Golkar Nurdin Halid (NH), Erwin Aksa, dan Koordinator Pemenangan Pemilu DPP Golkar Wilayah Sulawesi, Muhidin Mohamad Said.
Mencermati hal ini, Direktur Mitra Demokrasi Indonesia (MDI), Andi Taufiq Aris (ATA) menganalisa realitas tersebut boleh saja dianggap sebagai sinyalemen bahwa elite DPP Golkar asal Sulsel sebenarnya sudah kurang sreg dengan kepemimpinan Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe (TP).
"Saya melihat ada kebersamaan dalam gerakan NH, EA, dan Muhidin tersebut. Target yang senada. Kemungkinan ada upaya sejumlah elite tersebut muaranya adalah ingin memenangkan Golkar di Pemilu legislatif dan pilpres 2024. Tapi di balik itu, boleh jadi adalah bentuk ketidakpercayaan pada kepemimpinan TP untuk menjalankan segala tugas tersebut," kata Taufiq.
Indikator kuat lain yakni keputusan mereka mengatur IAS segera bertemu Airlangga Hartarto. "Padahal kan ketahuan bahwa IAS sendiri saat ini belum sempat melaporkan diri ke Ketua DPD I soal bergabungnya dia ke Golkar, eh, malah tiba-tiba melapor ke ketua umum. Semua ini pasti punya latar di baliknya," ujar dia.
Padahal, melalui sejumlah media, IAS sendiri sudah berulangkali meminta waktu menghadap ke TP, terhitung sejak sehari setelah bergabung Golkar. "Sebenarnya, asumsi saya bahwa mereka (NH, EA, dan Muhiddin--red) sudah tidak sreg bisa terbantahkan andai saja mereka melibatkan TP dalam pertemuan dengan Airlangga Hartarto. Tapi, kan, ini tidak?," duga Taufiq.
Selain itu, lanjut Taufiq, khusus terkait NH, sejak IAS bergabung Golkar lewat seremonial halalbihalal, memang sudah mengisyaratkan bahwa DPD I Golkar Sulsel banyak masalah.
"Yang mengejutkan dalam amatan kami, bila hanya NH seorang saja yang merasa tidak sreg dengan kepengurusan Golkar Sulsel, boleh jadi belum begitu mengkhawatirkan. Tapi ketika elite asal Sulsel lain di DPP juga menunjukkan hal senda, percayalah ini bisa menjadi lampu kuning bagi kepemimpinan TP di Sulsel," imbuh dia.
Taufiq mengatakan, bila dugaan ini benar, maka status kepemimpinan TP sekarang tidak hanya kurang harmonis ke struktur DPD I dan DPD II, tapi juga akan kehilangan pegangan ke atas.
Setelah hampir sebulan bergabung Golkar, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) akhirnya diterima oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Golkar, di Kompleks Menteri, Widya Chanda, Jakarta. Ada tiga sosok pengatur di balik pertemuan itu.
EA, NH, dan Muhidin yang mengantar IAS menghadap Ketum Airlangga juga hadir dalam pertemuan yang berlangsung hampir sejam tersebut. Pertemuan berlima itu berlangsung cair, dimulai sekitar pukul 23.00 wita sampai menjelang dini hari.
Sesaat sebelum pertemuan itu berakhir, IAS meminta Airlangga menyampaikan pesan khusus untuk kader Golkar di Sulawesi Selatan. Kepada kader, Airlangga berpesan agar kader Golkar menjaga soliditas.
"Tentunya kader Golkar harus solid, dan harus bersatu karena koalisipun kita namakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Ini tentu harus diawali dengan Golkar sendiri yang harus solid demi memenangkan pileg maupun pilpres 2024 mendatang," kata Menko Perekonomian tersebut.
Permintaan ini menyiratkan kader Golkar untuk bersama dan kompak. Tidak jalan sendiri-sendiri. Atau mengedepankan kepentingan pribadi di atas kepentingan partai. (*)