MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulsel menginisisasi pembentukan tim pelacakan kasus Lost to follow up (LTFU) Penyakit TBC Resisten Obat.
Pembentukan tim pelacak tersebut sebagai respon atas beberapa kasus pasien TBC RO yang LTFU dan enggan untuk berobat kembali serta target zero LTFU TBC RO di Sulsel.
"Di Sulawesi Selatan, khususnya kota Makassar untuk tahun 2021 lalu ada 4 kasus pasien LTFU dampingan Pasien Supporter SR Yamali TB. Sebagai upaya para pendamping atau PS telah melakukan pelcakan, 1 orang pasien berhasil kembali melanjutkan pengobatan, sementara 2 pasien menolak dengan alasan tidak kuat lagi, serta 1 pasien hilang kontak dan tak lagi dapat ditemui. Hal ini barang tentu suatu persoalan yang perlu kita pecahkan," ungkap Koordinator PMEL SR Yamali TB Sulsel, Kasri Riswadi, pada rapat koordinasi semester dengan Dinas Kesehatan Kota Makassar serta petugas PMDT kota Makassar, Kamis (23/6/2022).
Kasri menegaskan perlunya strategi dan peran bersama lintas pihak untuk menanganinya, dan salah satunya membentuk tim pelacak yang bukan hanya dari unsur PS dan MK, tetapi juga unsur lain baik itu kader, petugas puskesmas, hingga tokoh masyarakat dan tokoh agama yang berpengaruh bagi pasien.
Tak hanya di kota Makassar, tapi juga di 8 kabupaten wilayah kerja SR Yamali TB seperti Maros, Gowa, Jeneponto, Bulukumba, Bone, Wajo, Sidrap, dan Pinrang.
Wasor TB Dinas Kesehatan kota Makassar, Sierli Natar menimpali bahwa dari pihak layanan hal tersebut memang telah menjadi tupoksinya.
Karenanya khusus untuk kasus LTFU di kota Makassar, ia sangat menyambut baik jika komunitas dalam hal ini Yamali TB dapat mempelopori tim tersebut.
"Silahkan, kita tentu sangat mendukung, apalagi kalau ini dilakukan sama-sama," terangnya.
Sementara itu, Manager SR Yamali TB, Wahriyadi menjelaskan bahwa penanganan kasus LTFU ini menjadi bagian penting dari program TB Komunitas.
Harapannya, kata dia, angka kasus LTFU semakin berkurang bahkan zero atau nol kasus sesegara mungkin. Untuk itu, tambahnya, selain fokus penanganan kasus LTFU, ia juga meminta agar Manager Kasus dan Pasien Suppoerter menguatkan pendampingan.
"Kita juga berharap kerjasama untuk koordinasi yang baik dengan pihak petugas layanan, tentu jika kita sama-sama persoalan ini bisa kita entaskan," pungkasnya.
Diketahui bahwa SR Yamali TB Sulsel saat ini sedang mendampingi 248 pasien TBC RO. Pendampingan dari sisi psikososial itu diimplementasikan dengan melibatkan 20 pasien Supporter serta 8 Manager Kasus di 9 rumas sakit layanan TBC RO atau PMDT se-Sulsel. (*)