"Hewan yang tertular masih ada daerahnya masing-masing, jadi mau dibuatkan benteng dulu (harus di vaksin) supaya virusnya tidak keluar ke daerah yang tidak tertular. Karena yang tertular tidak bisa di vaksin tapi harus di obati," terangnya.
Sebagai langkah pencegahan masuknya wabah PMK di Sulsel, drh Lina mengatakan membatasi jalur lalu lintas hewan ternak yang akan masuk di Sulsel. Dengan cara tidak memasukkan hewan ternak maupun produk-produk ternak seperti susu, daging, maupun olahan lainnya yang berasal dari daerah tertular.
"Jadi cara mencegahnya dengan tidak melalulintaskan, memasukkan ternak atau media-media pembawa, misalnya hasil peternakan, daging, susu, dari daerah tertular. Itu cara yang paling ampuh, meskipun resiko masih ada tetapi kita tidak memasukkan dulu ternak dari daerah tertular," beber Lina.
Lebih jauh, drh Lina mengemukakan, mengenai stok hewan ternak kurban menjelang Hari Raya Idul Adha untuk di Sulsel aman. Dengan total hewan ternak kurban sebanyak 72 ribu lebih.
"Karena kami punya stok di 24 Kabupaten/Kota se-Sulsel secara total 72 ribu. Pengalaman tahun lalu itu pemotongan sampai 40 ribu, jadi masih ada selisih. Kita masih punya stok," ucapnya.
Bahkan, Sulsel masih menerima hewan ternak untuk kurban dari provinsi lain. "Juga masih ada ternak dari daerah yang bebas, kita masih menerima ternak dari daerah NTT," jelasnya.
Untuk pemeriksaan hewan ternak kurban sendiri, drh Lina menuturkan, hal itu dilakukan sebelum pelaksanaan Idul Adha.
"Untuk persiapan hewan kurban disetiap Kabupaten/Kota, mereka melakukan pemeriksaan hewan kurban dari sebulan sebelumnya sudah start melakukan pemeriksaan hewan kurban," ucapnya.
Dimana nantinya Pemerintah bekerja sama dengan pihak terkait untuk melakukan sosialisasi kepada takmir masjid, dan juga akan melakukan pengawasan pada saat pemotongan hewan kurban.