“Terima kasih kepada orang tua yang selalu mendoakan kami. Hadist mengatakan bahwa ada 3 doa yang tidak akan ditolak, salah satunya yaitu doa orang tua untuk anaknya,” ujarnya.
Disertai rasa haru, wisudawan asal Sidrap ini mengenang momen yang dirasakannya selama kuliah di Unismuh Makassar.
“Ada banyak hiruk pikuk. Tapi akhirnya kita menyelesaikan studi di sini. Terima kasih kepada pimpinan universitas dan seluruh staf akademik tercinta. Setiap kami bersua, seperti salat berjamaah, seakan tidak ada jarak antara kita dan pimpinan. Kita dinaungi Muhammadiyah, itulah yang kita rasakan. Ketika ada yang kami urus di fakultas, dosen dan karyawan juga sangat ramah,” kenangnya.
Tak lupa ia berterima kasih kepada elemen Unismuh lainnya, seperti IMM, BEM, HMJ, dan pesantren mahasiswa KH Djamaluddin Amien (Pesmadina).
Eka lalu menyerukan kepada wisudawan lainnya untuk tetap melangkah dan berjuang dalam persyarikatan Muhammadiyah.
“Yang kita dapat hari ini bukanlah akhir perjalanan kita, melainkan awal dari titik kebangkitan. Mari kita jadi insan bermanfaat bagi ummat dan bangsa, khususnya persyarikatan Muhammadiyah,” tegasnya.
Hafiz 30 Juz ini menutup penyampaiannya dengan sebuah pepatah arab, ilmu tanpa pengamalan bagai pohon tanpa buah (tidak berguna).
“Apa yang kita dapat selama di Unismuh, kita aktualisasikan di masyarakat. Istiqamah membaca, istiqamah diskusi, mari berjuang bersama, billahi fii sabilil haq faastabiqul khairaat,” tutupnya. (*)